Sudah 11 Tahun, Bantuan untuk Pengungsi Tak Jelas

Sudah 11 Tahun, Bantuan untuk Pengungsi Tak Jelas
Sudah 11 Tahun, Bantuan untuk Pengungsi Tak Jelas
PONTIANAK- Rusuh SARA di Sambas, Kalimantan Barat sudah berlalu lebih dari 11 tahun. Namun, bantuan untuk para pengungsi yang dijanjikan berupa uang perumahan sebesar Rp12,5 juta per Kepala Keluarga, tak kunjung diberikan pemerintah. Program bantuan sosial ini tak ada kesimpulan yang pasti. Bahkan, para pengungsi menduga bantuan yang totalnya puluhan miliar Rupiah  tersebut kemungkinan besar dikorupsi.

Pun begitu, para eks pengungsi korban kerusuhan itu tak pernah berhenti melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut hak-hak mereka. Tercatat, sedikitnya ada 8 kali mereka melakukan aksi unjuk rasa di  DPRD Kalbar.

“Ini sudah delapan kali demo. Kami bukannya mengemis melainkan meminta hak kami, tidak lebih tidak kurang. Dewan jangan tidur terus, jangan makan gaji buta. Bela hak kami karena itulah tugas mereka. Rakyat kecil jangan disakiti, terpaksa bolak-balik ke sini terus,” kata Modus, Ketua Forum Peduli dan Pemberdayaan Pengungsi (FP3KB) Kalimantan Barat, di sela aksi.

Dia pun menyatakan sangat menyesal karena dari serangkaian aksi yang dilakukan, DPRD belum dapat memberikan solusi. Bahkan, janji yang pernah dilontarkan oleh wakil rakyat ketika aksi sebelumnya pun dinilai tidak tepat. Menurut Modus, waktu itu mereka dijanjikan akan dipertemukan dengan 30 lebih anggota tim gabungan yang dulu menangani masalah pengungsi termasuk Ketua IKBM (Ikatan Keluarga Besar Madura) H Sulaiman dan mantan Ketua Pengungsi, Syamsuddin.

PONTIANAK- Rusuh SARA di Sambas, Kalimantan Barat sudah berlalu lebih dari 11 tahun. Namun, bantuan untuk para pengungsi yang dijanjikan berupa uang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News