Sudah Hampir Sebulan Warga tak Melihat Tanah

Sudah Hampir Sebulan Warga tak Melihat Tanah
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - SAMBAS – Banjir di Dusun Satai, Desa Sepantai, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas belum juga hilang. Kemarin (25/2), ketinggian air mencapai 1,2 meter di dalam rumah.

Sedangkan di dalam rumah mencapai 2,2 meter. Gara-gara banjir itu, warga kini tak bisa melihat tanah lagi. Selain itu, gardu penghasil setrum setempat terendam air. Akibatnya, masyarakat tak bisa menikmati listrik.

“Kalau dengan besok (hari ini,red), sudah tiga Jumat kami kena banjir. Ketinggian air mencapai puncak pada 9 Februari 2016. Meski kemudian sempat surut, kami memperkirakan banjir akan terjadi lebih dari sebulan,” tutur warga setempat Aliya (73) yang didampingi istrinya Hadimah (63), di Dusun Satai, kemarin.

Dari pantauan media ini, sejumlah warga yang memilih bertahan sudah membuat panggauan (panggung tinggi di dalam rumah). Beberapa pun telah mengungsi ke rumah keluarganya di kecamatan lain.

Banjir ini merupakan kiriman dari Sungai Ledo, Kabupaten Bengkayang, yang turun ke Sungai Sepantai menuju sungai Sambas Besar dan meluap ke pemukiman masyarakat.

"Kalau bicara banjir, yang terparah tahun 1986. Kala itu, banjir sampai atap rumah. Untuk menyelamatkan barang dan tidur, saat itu kami membuat lanting berukuran kecil. Karena air tinggi, lanting bisa berada di atap rumah, kalau sekarang masih bisa menggunakan panggauan," cerita Aliya. (rk/jos/jpnn)

 



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News