(Sulit Judul)

Oleh Dahlan Iskan

(Sulit Judul)
Dahlan Iskan.

Namun isu bahasa itu reda sendiri. Setelah pemerintah menegaskan tidak pernah ada rencana seperti itu.

Rasanya juga tidak ada perlunya. Kini semua orang Hong Kong sudah bisa berbahasa Mandarin. Tanpa ada yang mewajibkan.

Sudah beda dengan 30 tahun lalu. Yang mereka enggan bicara Mandarin.

Bahkan, sebelum itu, mereka merasa terhina kalau berbahasa Mandarin. Dianggap bahasanya orang kampung. Atau bahasanya orang miskin.

Belakangan, ketika Tiongkok sudah maju, perubahan terjadi sendiri. Secara alamiah. Pembelanja dari Tiongkok membanjiri ke Hong Kong. Banyak yang tidak bisa berbahasa Kanton.

Pun Tiongkok kian kaya. Bahkan kemudian mengalahkan Hong Kong. Bukan hanya bahasa. Uang renminbi pun kemudian mereka terima.

Mula-mula nilai renminbi lebih rendah dari dolar Hong Kong. Belakangan nilai renminbi lebih tinggi.

Pun saat krismon 1998. Tiongkok-lah yang menyelamatkan ekonomi Hong Kong. Yang kala itu menjadi target George Soros untuk dihancurkan.

Tiongkok kian kaya, bahkan kemudian mengalahkan Hong Kong. Uang renminbi pun kemudian mereka terima. Belakangan nilai renminbi lebih tinggi ketimbang dolar Hong Kong.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News