Sulut Maksimalkan Promosi untuk Gaet Wisatawan

Meski setiap promosi memiliki risiko, sambung Wewengkang, hal itu harus dilakukan sepanjang bisa menarik investasi.
“Dengan jalan itu orang bisa datang ke Sulut. Karena kalau tidak dikenal, mereka (wisman dan investor) tidak akan datang. Selain itu, bisa jadi bahan pembelajaran juga tentang apa yang bisa dilakukan untuk kemajuan pariwisata di Sulut,” jelas Mewengkang.
Dia mengakui, infrastruktur pariwisata memang banyak yang perlu dibenahi.
Namun, pembenahan itu harus dilakukan secara bertahap.
“Dengan promosi diharapkan ada investasi. Seperti teori ekonomi. Kalau dulu kita dengar dengan modal sekecil-kecilnya bisa dapat untung sebesar-besarnya, sekarang lain. Dengan modal tertentu bisa menghasilkan keuntungan tertentu pula. Jadi, dengan modal Rp 1,2 miliar, misalnya, diharapkan dapat keuntungan setidaknya dua kali lipat. Keuntungan itu untuk perlahan-lahan bangun infrastruktur,” tuturnya.
Terkait destinasi wisata unggulan, dia mengklaim semua daerah di Sulut memiliki potensi.
Saat ini, Sulut memiliki setidaknya 14 destinasi wisata unggulan. Di antaranya, Taman Nasional Bunaken, Bukit Kasih Kawangkoan, Pulau Lihaga, dan Pantai Pasir Putih Siladen.
Selain itu, ada pula Waruga Airmadidi, Taman Wisata Alam Tangkoko, Selat Lembeh, Benteng Moraya Minahasa, Gunung Tumpa, dan Bukit Tetempangan.
Promosi! Kata itu terus digaungkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor
- Prof Azril: PIK 2 Harus Menjadi Model Pariwisata Urban
- Kemenpar Kerja Sama dengan Diageo Indonesia Kembangkan SDM Pariwisata
- DPR Bahas RUU Kepariwisataan, Apa Misinya?
- Xerana Resort Siap Dibangun di Pantai Pengantap, Investasi Capai Rp3 Triliun
- PIK Perlu Dukungan Integrasi Transportasi-Promosi untuk Menawarkan Pariwisata Urban
- BNI Indonesia’s Horse Racing 2025 Bakal Segera Digelar, Buruan Beli Tiketnya!