Imlek 2019

Sumatera Negeri Perempuan dalam Kisah Sun Go Kong

Sumatera Negeri Perempuan dalam Kisah Sun Go Kong
Nuansa Imlek. ILUSTRASI. Foto: Ricardo/JPNN.com

Xi You Ji atau See Yu Ki ditulis oleh Tang Sanzang. Mengisahkan perjalanannya pada 629 hingga 645 Masehi, kelana untuk menyalin kitab Yoga Sastra dari bahasa Sanskerta ke Mandarin.

Kemudian hari, berdasarkan catatan perjalanan Pendeta Tang, seorang penulis menggubahnya menjadi sebuah roman; Sun Go Kong.

Penulis itu bernama Wu Cheng-in, atau ada juga yang menulis Wu Cheng En. Hidup pada 1500 hingga 1582 Masehi, pada pada zaman Dinasti Ming.

Menurut Yan Widjaya, penggubah roman Sun Go Kong, terbitan Gramedia Pustaka Utama (Desember 2013), kisah itu pertama terbit pada 1592, sepuluh tahun setelah kematian Wu Cheng-in.  

BACA:  Sejarah Lahirnya Legenda Sun Go Kong

Karena menarik, kisah ini telah dialihaksarakan ke hampir semua bahasa. Termasuk Indonesia. Maskot utamanya Sun Go Kong, si kera sakti. 

“Banyak sekali buku, teater, sandiwara, opera, wayang potehi, film serial televisi mengenai dirinya. Banyak sekali film, bahkan serial televisi buatan Hongkong, Taiwan, China, Jepang dan lain sebagainya yang mencapai ratusan episode dengan berbagai versi,” papar Yan.  

Penerbit Bhuana Sastra juga menerbitkan roman tersebut dengan judul Xi You. Serialnya setebal-tebal bantal.

Sun Go Kong si Kera Sakti tokoh legenda paling populer dalam khazanah pustaka Tiongkok. Ajaran Buddha yang disajikan dalam bentuk dongeng. Diangkat dari kisah nyata. Penulis naskah aslinya lama singgah di tanah Sumatera.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News