Sumatera, Negeri Seribu Batang Air

Sumatera, Negeri Seribu Batang Air
Buku Sungai & Sejarah Sumatra. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Memahami dua buku tersebut, dapatlah dibayangkan betapa Sumatera--baik di pantai barat maupun di pantai timur--dijalari banyak sekali sungai.

P.J. Veth ilmuwan Belanda yang menjelajahi pulau ini untuk kepentingan ilmu pengetahuan, menerbitkan buku Schets van het Eiland Sumatra pada 1863. Dia pun menulis, "…jumlah sungai di Sumatra sangat banyak." 

Pada akhir abad 19 hingga awal abad 20, Ministerie van Marine, Afedeeling Hydrographie menerbitkan empat buku panduan bagi para pelaut yang akan berlayar ke Hindia Belanda; negeri yang hari ini bernama Indonesia. 

Dua di antara buku (volume 1 dan 2) yang berjudul Zeemansgids voor den Oost-Indischen Archipel itu, khusus membahas kawasan perairan di sekitar Pulau Sumatera, termasuk sungai-sungainya.

Sayangnya, buku-buku lawas tersebut tak memperinci berapa jumlah batang air--begitu kebanyakan masyarakat di pulau yang pernah bernama Andalas, Perca, dan Suwarnabhumi itu menyebut sungai. 

"Ketiadaan informasi mengenai jumlah keseluruhan sungai di Sumatera,s bisa jadi disebabkan oleh terlalu banyaknya batang air di pulau tersebut," kata Gusti Asnan, guru besar Ilmu Sejarah Universitas Andalas saat Konferensi Sejarah Nasional, di Jakarta, 5 Juli 2011 silam. 

Sambil bergurau dan melepas derai tawa, pria berkacamata yang kini menjabat Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unand, saat itu berseloroh, "saking banyaknya, tak ada yang mampu menghitung banyaknya sungai di Sumatera."

Dan…siapa sangka. Lepas perhelatan itu, Gusti Asnan mengkajinya. Diperiksanya arsip-arsip kolonial, dipelajarinya legenda-legenda tua, ditelusurinya sungai-sungai itu serta berupaya memahami budaya masyarakatnya. 

Mengubak halaman demi halaman buku ini, seolah bersampan ria menjelajahi sekian banyak batang air yang menjalari Pulau Sumatera.  Wenri Wanhar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News