Sumbang Pemikiran untuk Muktamar, Generasi Muda NU Gelar Muzakarah Nasional

Sumbang Pemikiran untuk Muktamar, Generasi Muda NU Gelar Muzakarah Nasional
Dari kiri ke kanan, Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi dua periode/Ketua Umum IPNU 2000), Asrorun Niam Sholeh (Sekjen Majelis Alumni IPNU/Katib Syuriyah PBNU), Ali Ramdhani (Dirjen Pendis Kemenag). Foto: Dok. IPNU

Bagian integral dari pembaharuan itu adalah kemandirian dalam perkhidmatan kepada masyarakat. Mandiri, menurutnya, bukan sekadar secara pengetahuan saja, melainkan kesatuan pengetahuan, pola pikir, dan perilaku.

Dia bertekad NU memiliki sebuah ekosistem tersendiri di usianya ke-100. Ekosistem tersebut mencakup sistem dakwah, layanan kesehatan, hingga pusat perekonomian.

Oleh karena itu, semangat yang harus dibangun dalam mewujudkan cita bersama itu adalah spirit kekitaan, bukan lagi personal. Ke depan, tidak ada lagi 'saya'. Sebab, menurutnya, yang ada hanyalah 'kita'.

Jembatan menuju kemandirian itu juga harus dibangun oleh orang-orang yang sudah expert. Sebab, pembangunan rumah sakit, misalnya, tidak cukup dengan hanya niat dan tekad, tetapi juga membutuhkan modal, pelaksanaan pembangunannya, hingga pengelolaannya, bukan sekadar percobaan.

"Expert itu tahu persoalan dan jawaban dan melaksanakan," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU 2000-2001 Abdullah Azwar Anas menegaskan perlunya membuat digital leadership ini yang sering dipraktikkan sehari-hari tetapi belum terkonsolidasi dengan baik.

Hari ini, masyarakat sedang melakukan bagaimana digital leadership itu terjadi. Orang bisa tidak hadir secara fisik, tetapi bisa memberikan inspirasi kepada semua.

"Model-model dakwah, konsolidasi kita ke depan saya kira demikian. Ini tantangan kita semua," ujarnya.

Menjelang Muktamar ke-34 NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) menggelar Muzakarah Nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News