Sungguh Menyejukkan, Mereka Membagi Takjil di Depan Klenteng

Sungguh Menyejukkan, Mereka Membagi Takjil di Depan Klenteng
TOLERANSI: Pembagian takjil di depan Klenteng Eng An Kiong, Malang, Senin lalu (12/6). Foto: CANDRA KURNIA/Jawa Pos

”Kegiatan sosial kemanusiaan seperti ini adalah bentuk perwujudan ajaran inti agama Khonghucu,” tutur Humas Yayasan Kelenteng Eng An Kiong Anton Trijono.

Mulai Senin lalu itu sampai akhir Ramadan, Yayasan Kelenteng Eng An Kiong akan terus membagikan takjil kepada para pengguna jalan setiap sore. Itu memang sudah rutin mereka lakukan tiap bulan suci umat muslim tersebut datang.

Hanya, bentuk kegiatannya berbeda-beda. Misalnya membagi zakat, menyantuni anak yatim, atau mengadakan pengobatan gratis.

Di bagian belakang kelenteng juga ada puskesmas yang dikelola yayasan untuk memberikan layanan kesehatan murah kepada warga setempat.

Mayoritas dokternya berhijab dan pegawainya muslim. Bahkan, 80 persen pemain barongsai di kelenteng itu pun pemuda-pemuda muslim.

”Dengan kegiatan membagi takjil ini, kami ingin menghormati saudara sebangsa dan setanah air dalam menghadapi hari besar keagamaan mereka,” kata Anton.

Seperti ada dalam agama lain, jelas Anton, Khonghucu memiliki salam kepada sesama manusia yang berbunyi ”Wie Tiek Tong Thian”. Artinya: ”Hanya dengan Kebajikan Tuhan Berkenan”.

Anton lalu memperagakan sikap salam dalam agama Khonghucu, yaitu melipat kedua lengan di depan dada.

Sebuah kelenteng di Kota Malang, Jatim, ini setiap Ramadan menggelar beragam kegiatan sosial sebagai bentuk penghormatan. Juga mengelola puskesmas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News