Survei Belum Sentuh 'Asam Sulfat' dan Debat, Elektabilitas Ganjar Masih Bisa Melesat

Survei Belum Sentuh 'Asam Sulfat' dan Debat, Elektabilitas Ganjar Masih Bisa Melesat
Pengamat politik yang juga Direktur Nusakom Pratama Institute Ari Junaedi. Foto: dokumen JPNN.Com

Ari beralasan pemilih bimbang akan bisa melihat kualitas capres-cawapres dalam lima sawala yang mengangkat berbagai tema itu.

“Masyarakat Indonesia akan disuguhi kelihaian paslon dalam berdebat, mengemukakan gagasan, visi dan misi. Masyarakat bisa mengukur sejauh mana capres-cawapres mempunyai gagasan dan ide yang baik dalam debat itu,” katanya.

Lebih lanjut Ari mengatakan survei terakhir Litbang Kompas itu dilakukan saat belum ada beberapa peristiwa yang membekas di pemilih. Misalnya, ada insiden Gibran Rakabuming salah ucap soal ‘asam sulfat untuk ibu hamil’ yang videonya viral.

“Saya melihat survei itu justru belum memotret isu-isu yang terbaru. Misalnya, soal isu asam sulfat, atau serangkaian debat yang akan berlangsung,” ujar Ari.

Analis politik yang dikenal sebagai kolumnis produktif tersebut menganggap survei itu tidak bisa dianggap mencerminkan hasil Pilpres 2024 karena politik masih sangat dinamis.

Ari mencontohkan ketika berbagai survei menjelang Pilkada DKI Jakarta 2012 menempatkan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) masih di bawah kandidat lain.

Namun, mantan wali kota Surakarta itu justru mampu mengalahkan Fauzi Bowo yang juga kandidat petahana di Pilkada DKI 2012.

Ari menilai fenomena itu bisa terjadi pada Ganjar-Mahfud. Alasannya, kontestan pilpres yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo, itu memiliki parpol dengan mesin politik baik dan didukung para sukarelawan militan.

Pengamat politik Ari Junaedi memperkirakan Ganjar Pranowo - Mahfud MD mampu meningkatkan elektabilitas dalam sisa masa kampanye dan debat capres-cawapres.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News