Survei Jahitan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Survei Jahitan
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Dahulu ada penyanyi dan pengarang lagu bernama Kuntet Mangkulangit yang kini sudah almarhum.

Tentu itu bukan nama asli, hanya nama panggung atau ‘’nom de guerre’’ alias nama perjuangan.

Nama itu disesuaikan dengan bentuk fisik pemiliknya yang kuntet (cebol), tetapi punya ambisi besar ‘’mangkulangit’’, memangku langit.

Tentu itu nama yang jenaka untuk mengundang tawa. Tidak ada orang yang bisa memangku langit, apalagi kalau badannya cebol. Mungkin lebih mirip pepatah ‘’pungguk merindukan bulan’’.

Burung pungguk, sejenis burung hantu (strigiformes), yang keluar di malam hari untuk mencari makan, dan sering terlihat menangkring di dahan pohon sambil memandang ke arah bulan.

Ada juga istiah Jawa sundul langit, atau menyundul langit. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan orang yang takabur, sombong, dan berjalan dengan mendongak pongah seperti menyundul langit.

Sundul langit juga dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang mencapai puncak paling atas, sehingga tidak ada lagi yang bisa menyamainya. Kalau angka maksimal adalah 100 persen, maka sundul langit berarti di atas 100 persen.

Apa ada angka di atas 100 persen? Secara matematis tidak ada. Namun, secara metaforik atau simbolik ada. Orang yang cinta buta akan mengatakan cintanya seribu persen.

Apakah Jokowi percaya dengan hasil survei jahitan itu? Kalau yakin rakyat puas, seharusnya program JHT jalan terus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News