Survei: Masyarakat Meragukan Data Covid-19 yang Dirilis Pemerintah

Survei: Masyarakat Meragukan Data Covid-19 yang Dirilis Pemerintah
Ilustrasi data Covid-19 di Indonesia hingga Senin (23/3). Foto: Twitter@BNPB_Indonesia

Masyarakat sadar kemampuan tes Indonesia masih terbilang kecil.

"Jadi, wajar saja jika masyarakat merasa bahwa data positif COVID-19 pada kenyataannya mungkin saja lebih besar dari data yang dikeluarkan pemerintah," ungkap dia.

Masih dari survei yang sama, terdapat 45,2 persen responden percaya atas data yang dibeberkan pemerintah soal jumlah pasien positif COVID-19.

Sisanya, 3,1 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu.

"Kurang dari separuh responden atau 45,2 persen yang percaya data pemerintah tentang COVID0-19," pungkas dia.

Sebagai informasi, survei RTK dilakukan dengan menghubungi responden melalui telepon. Survei telepon dipilih karena merupakan cara yang paling memungkinkan untuk dilakukan ditengah kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dengan mempertimbangkan aspek
metodologis secara seksama.

Responden dipilih berdasarkan bank data nomor kontak yang pernah diwawancarai dalam survei-survei sebelumnya, yaitu sejumlah 10.456 data.

Bank data ini merupakan hasil dari stratified random sampling pada survei skala nasional maupun provinsi dan kabupaten atau kota yang telah dilakukan oleh RTK sebelumnya.

Hasil survei Roda Tiga Konsultan (RTK) menyatakan masyarakat tidak sepenuhnya percaya dengan data yang dibeberkan pemerintah soal jumlah pasien positif COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News