Surya Paloh Dianggap Lebih Pluralis Ketimbang Megawati

Surya Paloh Dianggap Lebih Pluralis Ketimbang Megawati
Surya Paloh Dianggap Lebih Pluralis Ketimbang Megawati

jpnn.com - JAKARTA - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei tentang figur-figur politikus yang dianggap pluralis. Berdasar survei lembaga pimpinan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens itu, Surya Paloh dianggap sebagai figur paling pluralis.

Menurut Boni, LPI dalam survei itu membuat dua pengelompokan, yakni elit politik lama yang sudah lebih 10 tahun berkiprah, dan elit baru yang menjadi politisi kurang dari 10 tahun. Berdasarkan hasil survei bertajuk "Siapa Figur Pemimpin Paling Pluralis?" yang dirilis hari ini, Surya Paloh yang tergolong politisi lama menempati posisi teratas sebagai politisi pluralis dengan 5,98 persen.

Selanjutnya secara berurutan ada nama Megawati Soekarnoputri (5,97 persen), Prabowo Subianto (5,97 persen), Jusuf Kalla (5,58 persen), Akbar Tandjung (5,22 persen), Mahfud MD (5 persen), Wiranto (4,74 persen). Ada pula nama Endriartono Sutarto (3,81 persen), Marzuki Alie (3,80 persen), Suryadharma Ali (3,72 persen), Sutiyoso (3,71 persen), Muhaimin Iskandar (3,67 persen) dan Aburizal Bakrie (3,55 persen).

Sementara nama Susilo Bambang Yudhoyono hanya mendapat 3,49 persen, diikuti Hatta Radjasa (3,40 persen), Hayono Isman (3,08 persen), Djoko Suyanto (2,96 persen) dan Gamawan Fauzi (2,92 persen).

Sedangkan untuk elit baru, di posisi pertama ada nama Joko Widodo (5,12 persen), kemudian Hary Tanoesoedibjo (5,07 persen), Ali Masykur Musa (5,04 persen), Abraham Samad (4,44 persen), Anies Baswedan (3,99), Puan Maharani (3,96 persen), Dahlan Iskan 3,84 persen.

Berikutnya ada nama Chairul Tanjung (3,52 persen), Pramono Edhie Wibowo (3,42 persen), Gita Wirjawan (3,33 persen), Sri Mulyani Indrawati (3,30 persen) dan Dino Patti Djalal (3,09 persen).

Boni menjelaskan, survei LPI itu dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada opinion leader survei. "Artinya, informan kami terbatas pada kelompok masyarakat yang menjadi penentu opini publik. Mereka adalah para pakar, pimpinan media, wartawan, aktivis dan tokoh masyarakat," ujar Boni dalam paparan hasil survei LPI di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).

Lebih lanjut Boni mengatakan, pendapat responden itu kemudian digali secara mendalam melalui focus group discussion (FGD). Seluruh padangan kualitatif yang luas dan mendalam itu kemudian disederhanakan dengan pengukuran kuantitatif melalui metode scoring dengan skala 0-10.

JAKARTA - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei tentang figur-figur politikus yang dianggap pluralis. Berdasar survei lembaga pimpinan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News