Susah Memindahkan Warga Dari Lokasi Bencana

Susah Memindahkan Warga Dari Lokasi Bencana
Susah Memindahkan Warga Dari Lokasi Bencana
"Apakah kalau dipindahkan dia bisa hidup? Bagaimana memindahkan sawah mereka kayak di Padang. Kemana harus menggembala sapinya? banyak sekali faktor-faktor, bukan masalah UU dan perda saja. Kalau perut mereka lapar, bisa melawan mereka. Itu jangka panjang," jelas Syamsul.

Menurutnya, awalnya beberapa tempat di Manado berupa tebing tetapi karena pertambahan penduduk pemukiman di tebingnya menjadi tegak dan rawan. Oleh karena itu, tuturnya, harus ada living harmony. Warga harus mempersiapkan alat-alat yang praktis dibuat jika tinggal di wilayah rawan longsor. Hal ini penting untuk mengantisipasi jika curah hujan terus meningkat, warga bisa segera mengungsi, sehingga tidak menjadi korban banjir dan longsor.

"Persoalan relokasi itu belum menjadi prioritas, meski sesungguhnya itu sudah harus dilakukan," pungkasnya.

Hingga saat ini jumlah korban yang meninggal akibat bencana banjir dan longsor di Manado sudah mencapai 17 orang. Jumlah ini yang ia terima sejak pukul 00.00 Selasa, (19/2) dini hari.

JAKARTA--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Ma'arif, mengaku pihaknya sulit memindahkan warga dari lokasi rawan bencana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News