Susah-Susah Gampang tapi Cukup Rasakan Beban Moral

Susah-Susah Gampang tapi Cukup Rasakan Beban Moral
Susah-Susah Gampang tapi Cukup Rasakan Beban Moral

jpnn.com - PEMILIHAN Umum (Pemilu) 2014 tinggal menghitung hari. Proses seleksi Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) segera dimulai.

Selain pengakuan siap untuk menjadi Capres Cawapres, Komisi Pemilihan Umum (KPU) perlu memastikan kesehatan jasmani dan rohani calon sebagai bagian dari proses seleksi Pemilu. Salah satu yang berperan penting dalam proses seleksi adalah tim kesehatan Capres Cawapres.
----------
BRIGITA SICILLIA, Jakarta
----------

Keberadaan tim tersebut baru muncul pada Pemilu 2004 berdasarkan Keputusan KPU no 26/2004 tentang tata cara pencalonan pasangan presiden dan wakil presiden. Keputusan KPU tersebut dikirimkan kepada partai politik peserta pemilu. Keputusan itu menjadi satu paket dengan SK KPU Nomor 37/SK/KPU/tahun 2004 dan panduan teknis penilaian kemampuan rohani dan jasmani buatan IDI.

Adalah dr Broto Wasisto MPH sebagai Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan Capres dan Cawapres 2004 dan dr Danardi Sosrosumihardjo SpKJ (K) selaku anggota Tim Pemeriksaan Kesehatan Capres Cawapres 2004 dan 2009 yang pernah dipercaya memeriksa kesehatan Capres Cawapres perdana kala itu.

Dari tangan merekalah rekomendasi status kesehatan Capres Cawapres dihasilkan. ’’Penunjukan dilakukan oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) setelah mendapat mandat dari KPU untuk membantu pelaksaan proses seleksi Capres Cawapres. KPU dan IDI berembuk untuk menentukan kriteria sehat jasmani dan rohani bagi Capres Cawapres itu seperti apa,’’ ulas Danardi kepada INDOPOS (Grup JPNN), belum lama ini.

Untuk menentukan kriteria sehat jasmani dan rohani, menurut Danardi, dikumpulkan 14 Perhimpunan Dokter Spesialis  (PDSp). Antara lain, penyakit dalam, jantung, paru, THT, kesehatan jiwa, neurologi, dan bedah.

’’Supaya kriteria sehat itu benar-benar sesuai makna sehat sesungguhnya, sehingga ketika sudah diambil keputusan tidak akan mendapat gugatan dari pihak manapun,’’ jelas dokter spesialis kesehatan jiwa itu.

Usai ditunjuk, dia pun mengaku siap untuk menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Dokter kelahiran Jogjakarta, 63 tahun silam itu mengaku tidak sulit karena hanya melaksanakan tugas hariannya sebagai dokter. ’’Tapi beban moralnya itu yang lumayan dirasa berat, karena akan menentukan nasib calon pemimpin bangsa,’’ urai suami dari Siti Indrawati itu.

PEMILIHAN Umum (Pemilu) 2014 tinggal menghitung hari. Proses seleksi Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) segera dimulai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News