Sutarman, Si Anak Petani Menuju Kursi Kapolri
Sempat Capek Setelah 1,5 Tahun Dampingi Gus Dur
Setelah beberapa kali berpindah tugas dan berganti jabatan, pria kelahiran 5 Oktober 1957 ini akhirnya terpilih sebagai ajudan Presiden RI pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid di tahun 2000-2001. Ia juga sempat ditugaskan di Timor-Timur dan Lombok. Keluarga ia boyong ke mana pun ia ditugaskan.
"Setelah jadi ajudan, jujur saya sempat ditawari petinggi, 'mau jabatan di mana setelah ini?'. Tapi saya tolak. Saya jadi staf saja dulu, karena saya capek selama 1,5 tahun ikut Presiden (Gus Dur, red). Tapi katanya jangan di staf. Diberikan waktu satu minggu, saya lalu di tempatkan di Kapoltabes Palembang," kenang Sutarman.
Usai dengan jabatan di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan itu, Sutarman terus naik daun. Ia sempat menjadi Kapolda Kepri pada tahun 2005-2008, Kapolda Jabar tahun 2010-2011 dan Kapolda Metro Jaya pada tahun 2010. Hingga akhirnya ia terpilih sebagai Kabareskrim Polri pada tahun 2011-2013.
Meski karir terus meningkat, Sutarman mengaku tak ingin anak dan keluarganya menjadi sombong. "Saya ajarkan anak-anak saya, jangan mentang-mentang jadi anak polisi, lalu sok, tidak boleh seperti itu," tegasnya.
Kini, Sutarman si anak petani menjadi calon tunggal Kapolri setelah diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono paada DPR RI, Jumat, (27/9). Ia akan segera mengikuti fit and proper test. Ungkapan bahagia pun terucap darinya.
"Ini perjuangan saya. Saya tidak pernah bermimpi akan jadi seperti sekarang ini. Semoga saya bisa melakukan yang terbaik. Anak-anak saya sudah bisa mencari makan sendiri, Insya Allah saya juga bisa fokus menjalankan tugas saya," kata Sutarman.
Sutarman berharap ia dapat menjalankan amanah yang akan diembannya jika telah lolos tes di parlemen nanti. Ia berjanji membenahi Polri yang belakangan terus disoroti dan diserang berbagai kritikan.(flo/jpnn)
Sutarman tak pernah menyangka kalau sebentar lagi akan menjadi orang nomor satu di Polri. Dilahirkan di sebuah dusun bernama Dayu di Desa Tawang,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor