Suu Kyi Tolak Bela Rohingya
Senin, 05 November 2012 – 06:06 WIB
"Saya tahu bahwa orang-orang ingin supaya saya mengambil sikap mendukung salah satu pihak. Kedua pihak (berseteru di Rakhine) juga tak senang karena saya tak akan mendukung salah satu di antara mereka," terangnya.
Dalam pertemuan itu, Barroso mengatakan bahwa Uni Eropa prihatin dengan kekerasan yang terjadi di Rakhine dan dampaknya terhadap reformasi Myanmar. Menurut dia, konflik sektarian tersebut dapat menggagalkan reformasi demokrasi yang sedang diupayakan pemerintah Myanmar di bawah Presiden Thein Shein.
Suu Kyi berpendapat bahwa penegakan hukum harus dijalankan lebih dulu sebelum melihat permasalahan lain. "Jika orang sudah saling bunuh dan terjadi saling bakar rumah di antara kelompok yang berseteru, bagaimana kita bisa mencapai kesepakatan yang dipertanggungjawabkan?" papar pemimpin oposisi Myanmar, yang kini duduk sebagai anggota parlemen tersebut.
Lebih dari 100 ribu warga di Rakhine harus mengungsi untuk menghindari konflik komunal yang pecah sejak Juni lalu itu. Bentrok pecah lagi bulan lalu sehingga memaksa 30 ribu orang meninggalkan tempat tinggal mereka untuk mengungsi dan menyelamatkan diri. Puluhan orang dari dua etnis itu tewas. Ribuan rumah pun ludes dibakar massa.
NAYPYIDAW - Setelah menuai kecaman internasional terkait sikap diamnya terkait konflik sektarian antara etnis Muslim Rohingya dan Buddha Rakhine
BERITA TERKAIT
- Kabinet Israel Dikabarkan Setuju Menghentikan Operasi Militer di Rafah
- Korea Utara Akui Gagal Luncurkan Satelit Pengintai Militer
- Donald Trump Berjanji Sikat Pendukung Palestina Jika Terpilih Jadi Presiden
- Pesawat Tempur Israel Bunuh Pentolan Hamas di Tepi Barat
- Xi Jinping Turun Gunung, China Siap Membereskan Konflik di Timur Tengah
- 24 Tahun Diperjuangkan Indonesia, Traktat Proteksi Pengetahuan Tradisional Akhirnya Disahkan