Syarat Bahasa Inggris untuk Visa Pasangan Warga Australia Dikhawatirkan Picu Diskriminasi


'Aturan ini menyiksa'
Seorang warga asal Indonesia yang menikah dengan warga Australia, Nilawati Asmar juga memiliki kekhawatiran, meski ia tidak terdampak aturan ini.
"Aturan ini begitu menyiksa bagi mereka yang tidak bisa berbahasa Inggris," ujar Nila, yang menikah dengan Peter Muaz.
Nila sendiri telah mendapatkan status PR, setelah mengajukan permohonan melalui jalur visa pasangan.
Namun berdasarkan pengalamannya, Nila menyebutkan aturan baru ini bakal mempersulit pernikahan pasangan yang berbeda latar belakang kewarganegaraaan dan ingin tinggal di Australia.
"Saya tidak bisa berbahasa Inggris ketika ketemu suami saya. Dia citizen [warga negara] Australia yang bisa berbahasa Indonesia. Awal nikah, saya tak ada niat dan minat ke Australia," ujarnya kepada wartawan ABC Indonesia Farid M Ibrahim, Rabu (14/10).
"Semua urusan visa PR, keluarga suami yang tangani. Saya bisa bayangkan jika ada orang sama kisahnya dengan saya, maka aturan ini begitu menyiksa," katanya.
"Mau enggak mau orang Australianya yang [malah] harus hidup di negara [asal] pasangannya."
Syarat kemampuan berbahasa Inggris untuk mendapatkan visa pasangan atau 'partner visa' di Australia telah menimbulkan kekhawatiran, salah satunya adalah soal diskriminasi dalam perkawinan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan