Sydney Berpotensi Rugi Triliunan Rupiah Akibat COVID, tetapi Pengusaha Justru Minta Lockdown Diperketat

Sydney Berpotensi Rugi Triliunan Rupiah Akibat COVID, tetapi Pengusaha Justru Minta Lockdown Diperketat
Para ahli mengatakan lockdown lebih awal akan mengurangi kerusakan ekonomi NSW. (AAP: Mick Tsikas)

Dia juga mengatakan konsekuensi dari 'lockdown' yang berkepanjangan adalah lebih lama lagi ekonomi Australia untuk bisa pulih dan "keterlambatan dalam mengurangi pengangguran".

[Insert chart]

Situasi ini bisa terjadi karena pekerja dan bisnis tidak dapat lagi mengandalkan bantuan dari Pemerintah, yakni 'JobKeeper'.

Hingga hari Selasa sore, New South Wales mencatat 707 kasus COVID-19 yang aktif, angka tersebut hanya dari penularan lokal.

Sementara kasus dari luar negeri tercatat ada 32 orang, berdasarkan data resmi Pemerintah NSW.

Ekonom mengatakan NSW 'gagal belajar'

Jumlah penularan harian di NSW telah melonjak hingga menyentuh angka di atas 110 dan diperkirakan masih akan terus meningkat selama dua minggu ke depan.

"Jika lockdown dimulai dua minggu lalu, perjalanan dibatasi ke tingkat yang lebih luas di dalam kota, dan toko-toko ritel yang tidak penting ditutup, kita mungkin berada dalam keadaan yang jauh lebih baik sekarang," kata Dr Shane Oliver.

"Kunci dari semua ini adalah Anda ingin meminimalkan kerusakan ekonomi, menjaga lockdown seketat dan sesingkat mungkin."

"Satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan melakukan lockdown ketat di awal."

Para pengamat ekonomi sudah memperingatkan andaikan New South Wales dengan ibu kota Sydney memberlakukan 'lockdown' lebih cepat, maka ekonomi mereka tak akan anjlok seperti saat ini

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News