Sydney Berpotensi Rugi Triliunan Rupiah Akibat COVID, tetapi Pengusaha Justru Minta Lockdown Diperketat

Sydney Berpotensi Rugi Triliunan Rupiah Akibat COVID, tetapi Pengusaha Justru Minta Lockdown Diperketat
Para ahli mengatakan lockdown lebih awal akan mengurangi kerusakan ekonomi NSW. (AAP: Mick Tsikas)

Dengan kata lain, ekonom yang berbasis di Sydney itu mengatakan "sayangnya" pemerintah NSW telah "gagal mempelajari" pelajaran dari 'lockdown' di Melbourne, yang berlangsung selama 112 hari.

Menurut Dr Shane, hikmahnya adalah 'lockdown' Sydney jangan sampai berakhir terlalu lama, agar ekonomi NSW tidak akan menderita kerugian hingga AU$15 miliar, atau sekitar Rp17 Triliun, seperti yang dialami Victoria tahun lalu.

Ia berharap 'lockdown' memiliki dampak signifikan pada laju pemulihan ekonomi negara bagian itu pada tahun 2021.

Dia percaya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Australia mungkin melambat menjadi 4 persen tahun ini, atau turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,5 persen.

Apakah membeli tas termasuk kategori ‘esensial’?

Warga Sydney hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk membeli "barang-barang esensial", sehingga banyak orang bingung mengapa toko pakaian, elektronik, mainan, perhiasan, dan toko barang mewah masih tetap buka.

Pemilik toko fesyen perempuan Cue dan Veronika Maine mengkritik Pemerintah NSW karena memaksakan apa yang dia katakan sebagai "lockdown Clayton", yakni "lockdown yang diberlakukan, ketika sebenarnya Anda tidak melakukan lockdown".

Di saat banyak pesaingnya terus berdagang, kepala eksekutif Cue Clothing, Justin Levis justru membuat keputusan sulit untuk menutup sementara tokonya di Sydney demi keselamatan publik.

"Saya pikir sangat tidak bertanggung jawab untuk berdagang di daerah di mana virus sekarang merajalela," katanya.

Para pengamat ekonomi sudah memperingatkan andaikan New South Wales dengan ibu kota Sydney memberlakukan 'lockdown' lebih cepat, maka ekonomi mereka tak akan anjlok seperti saat ini

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News