Syrianisasi di Indonesia?

Oleh Said Aqil Siroj*

Syrianisasi di Indonesia?
KH Said Aqil Siroj

Di Indonesia, simpatisan ISIS memprovokasi dan menunggangi kelompok-kelompok masyarakat yang anti-Bhinneka Tunggal Ika untuk membuat kekacauan sosial. Jika Indonesia berhasil dibuat chaos dengan balutan sentimen agama, mereka berharap lebih mudah mengganti pemerintahan Indonesia yang sah dengan tiga strategi perang yang diadopsi dari ISIS di Timur Tengah. Yaitu, perang konvensional, perang gerilya, dan serangan teror.

Nah, saat berhasil menguasai Indonesia, ISIS akan memusnahkan anak bangsa yang selama ini tidak sejalan dengannya.

Segera Bertindak
Untuk mencegah ISIS mengubah Indonesia yang damai menjadi Syria kedua yang berdarah-darah, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah tegas berikut. Pertama, pemerintah perlu mengidentifikasi dai-dai simpatisan ISIS di Indonesia yang aktif menyebarkan paham takfiri.

Kedua, pemerintah perlu memonitor dai-dai tersebut dan segera melakukan tindakan hukum ketika ceramah-ceramah mereka berisi anjuran untuk melukai atau menghilangkan nyawa orang lain dan mengagung-agungkan aksi-aksi terorisme yang dilakukan oleh ISIS.

Ketiga, melalui kerja sama dengan DKM-DKM, pemerintah perlu segera menutup kajian-kajian takfiri/terkait ISIS yang selama ini diselenggarakan di masjid-masjid.

Keempat, pemerintah perlu mengambil langkah hukum yang tegas terhadap kelompok-kelompok anti-Bhinneka Tunggal Ika yang selama ini ditunggangi agenda ISIS ketika mereka telah terbukti melakukan pelanggaran hukum.

Kelima, para tokoh ormas Islam perlu berpikir secara cerdas dalam menjalankan aktivitas dakwah masing-masing. Jangan sampai kegiatan-kegiatan dakwah mereka (tablig akbar dan kaderisasi) tanpa disadari justru ikut serta menciptakan kondisi sosial yang diha­rapkan oleh ISIS.

Sebaiknya isu-isu keagamaan yang sensitif seperti isu-isu Ahmadiyah, Syiah, aliran kepercayaan, nonmuslim, dan sejenisnya didakwahkan dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika. Apabila isu-isu itu dipolitisasi dengan menggunakan kacamata Timur Tengah, kekacauan sosial karena sentimen keagamaan sangat berpotensi untuk muncul di wilayah-wilayah Indonesia.

PADA Kamis (20/10/2016) pagi, seorang terduga teroris yang berasal dari kalangan Anshor Daulah Indonesia (ADI/simpatisan ISIS) menyerang Kapolsek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News