Tafsir Wapres untuk Nasib Sendiri

Oleh Dahlan Iskan

Tafsir Wapres untuk Nasib Sendiri
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

jpnn.com - Multitafsir. Mengapa Jokowi pilih Ma’ruf Amin. Dan mengapa Prabowo pilih Sandiaga Uno.

Tafsir 1:
Dua-duanya percaya diri. Berani tidak ambil tokoh dengan rating tinggi.

Jokowi mungkin percaya omongan ini: disandingkan dengan sandal jepit pun akan menang. Pasangan yang dipilih tidak harus yang bisa menambah suara. Yang penting tidak mengurangi suara.

Itu mirip dengan posisi Pak SBY. Di periode kedua. Yang memilih Pak Budiono. Sebagai cawapres: tua, nurut, tidak mbantahan, tidak menjadi matahari kembar, tidak punya potensi menjadi presiden berikutnya.

Dengan pasangan seperti itu Pak Jokowi berharap bisa jadi satu-satunya matahari.

Pertanyaan: benarkah Kiai  Ma’ruf Amin tidak mengurangi suara Jokowi? Bagaimana dengan banyaknya  Ahoker yang bukan Jokower? 

Tentu mereka kecewa. Kiai Ma’ruf Amin adalah tokoh yang membuat Ahok masuk penjara.

Sebaliknya sebagai tokoh sentral 212, bisa jadi Kiai Ma’ruf menambah suara. Dari kalangan Islam. Meski sejak awal tagline 212 adalah ganti presiden.

Di NU Kiai Ma’ruf dikenal sebagai ulama garis lurus. Prinsipnya: ‘tidak’ atau ‘ya’. Tidak ada prinsip ‘atau’. Itu berbeda dengan ulama NU lainnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News