Tahu Harga BBM Sangat Murah, Ingin Pindah ke Indonesia

Tahu Harga BBM Sangat Murah, Ingin Pindah ke Indonesia
BIASA SUSAH: Seorang pengendara motor mengisi bensin di SPBU milik Petrolimex di Hanoi, Selasa (18/11). Foto: Agus Wirawan/Jawa Pos

Quoc kaget waktu Jawa Pos menceritakan bahwa di Indonesia harga bensin hanya Rp 6.500 per liter atau sekitar VND 12.500. Itu berarti hanya separo harga bensin di Vietnam. ’’Bagaimana bisa seperti itu?’’ tanya dia dengan keras.

Ketika tahu bahwa pemerintah Indonesia menyubsidi harga BBM, dia semakin heran. ’’Enak sekali di negara Anda,’’ ujar Quoc dengan mulut berdecak.

Meski harga BBM di negaranya cukup mahal, dia tidak menyalahkan pemerintah. Dia yakin pemerintah memiliki alasan kuat untuk tidak menyubsidi harga BBM seperti Indonesia. ’’Mungkin karena pemerintah kami tidak mampu (beri subsidi). Kami tidak mau protes untuk itu. Tapi, kalau boleh milih pindah, saya ingin ke Indonesia. Harga bensin murah,’’ ungkapnya.

Menurut pria yang sudah tiga tahun menjadi sopir taksi tersebut, warga Vietnam telah biasa hidup susah sehingga sangat jarang yang protes kepada pemerintah. Apalagi berdemo soal kenaikan harga BBM seperti di Indonesia. ’’Dulu waktu perang lawan Amerika, hidup kami lebih susah. Sekarang tidak ada apa-apanya,’’ katanya.

Meski begitu, harga bensin dan solar selalu menjadi topik yang sering dibicarakan dan digosipkan di Vietnam. ’’Klub-klub motor sering mengadakan diskusi terbatas tentang harga bensin. Orang-orang juga pasti membicarakan saat harga bensin naik. Itu sudah seperti ’’makanan’’ sehari-hari juga buat kami. Kami harus isi bensin untuk bekerja,’’ tambahnya.

Berdasar data Global Petrol Prices, harga BBM di Vietnam antara Agustus hingga November tahun ini rata-rata USD 1,13 per liter. Masih berdasar data yang sama, harga BBM di negara lain seperti AS saat ini USD 0,83 per liter; Kanada (USD 1,2 per liter); Selandia Baru (USD 1,72 per liter); Jerman (USD 1,8 per liter); dan Inggris (USD 1,93 per liter). Data tersebut diolah dari sumber resmi pemerintah, regulator khusus, perusahaan minyak, dan lain-lain.

Dari pengamatan Jawa Pos, di Hanoi tersedia cukup banyak SPBU. Hampir di setiap kilometer bisa ditemukan SPBU. Sektor hilir migas itu, tampaknya, masih berada dalam cengkeraman pemerintah. Hal tersebut terlihat dari penguasaan SPBU oleh perusahaan minyak milik pemerintah, yaitu Vietnam National Petroleum Corporation atau Petrolimex, yang mencapai 60 persen. Ada pula pemain lain seperti Military Petroleum Corporation (MPC) dan Comeco Company.

Kondisi SPBU di Vietnam secara umum lebih buruk jika dibandingkan dengan SPBU di Indonesia. Mesin-mesin SPBU di Vietnam tampak usang dengan teknologi lama. Setiap mesin ditunggui seorang petugas. ’’Yang antre di pom bensin di sini paling sepeda motor. Belinya sedikit saja, paling VND 50.000–VND 100.000. Tapi, jumlah yang beli jutaan,’’ jelas Precurement Manager Thang Long Cement Company (TLCC) Soenaryo saat ditemui di kantornya.

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Indonesia memantik reaksi keras masyarakat. Padahal, di negara sosialis seperti Vietnam, BBM

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News