Tahun Depan Kemnaker Genjot Pelatihan Vokasi

Tahun Depan Kemnaker Genjot Pelatihan Vokasi
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemnaker, Khairul Anwar. Foto: Humas Kemenaker

jpnn.com, JAKARTA - Tahun 2019, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) akan menggenjot pelatihan vokasi. Hal ini sebagai tindaklanjut arahan Presiden Joko Widodo yang akan prioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pada tahun terakhir periode pertama pemerintahannya.

“Sebelumnya, Kemnaker sudah menjadikan masifikasi pelatihan vokasi sebagai program prioritas. Setelah ada arahan Presiden Jokowi 2019 sebagai prioritas pembangunan SDM, masifikasi pelatihan vokasi, lebih digenjot lagi,” kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemnaker, Khairul Anwar, Jumat, (28/12).

Seiring dengan revolusi industri 4.0 dan teknologi digital, menurut Menaker persaingan bisnis dan pembangunan yang semula banyak bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam, bergeser pada persaingan pada penguasaan teknologi informasi dan kompetensi angkatan kerja.

Di sinilah pentingnya investasi SDM. Sumber daya alam akan habis dieksploitasi, serta. melahirkan problem lingkungan. Tidak demikian dengan investasi SDM yang tidak terbatas dan terus dinamis.

Dari sisi ketenagakerjaan, Indonesia dihadapkan pada SDM angkatan kerja yang 58,76 persen adalah lulusan SD-SMP, serta problem mismatch mencapai 63 persen. Harus ada intervensi dalam pembangunan SDM, agar skill dan kompetensi angkatan Indonesia mampu bersaing.

”Salah satu cara cepat untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja adalah dengan pelatihan vokasi,” ujar Menaker.

Terkait dengan pelatihan vokasi Kemnaker telah melakukan beberapa terobosan, yakni masifikasi pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), pemagangan terstruktur serta sertifikasi uji kompetensi.

Masifikasi pelatihan di BLK dengan memberikan triple skilling: skilling, up-skilling dan re-skilling. Skilling untuk angkatan kerja yang ingin mendapatkan skill. Up-skilling untuk pekerja yang ingin meningkatkan skill, re-skilling untuk pekerja yang ingin mendapatkan keterampilan baru. Secara kumulatif, dari tahun 2015 - Oktober 2018 peserta pelatihan BLK mencapai 383.132 orang. Pada tahun 2019 secara akumulasi jumlahnya naik menjadi 660.476 orang.

Tiap BLK Komunitas tiap tahunnya ditargetkan memberikan pelatihan kepada 100 orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News