Tahun Perusuh

Oleh: Dahlan Iskan

Tahun Perusuh
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Itulah sebabnya saya suka dengan istilah ''Perusuh'' –dengan makna khusus seperti itu. Saya khawatir jangan-jangan istilah ''Perusuh'' lama-lama kehilangan lucunya.

Baca Juga:

Maka saya membayangkan kumpul-kumpul para Perusuh ini akan penuh dengan canda, saling gojlok dan tukar nomor telepon.

Sayang hanya 20 orang yang terpilih kumpul. Disesuaikan dengan kapasitas kamar yang masih tersedia di Kampung Agrinex, padahal peminat begitu banyak. Terpaksa diundi.

Yang terjauh: dari Riau. Atau dari Bali. Juga Palembang. Selebihnya dari Jawa, relatif merata.

Rasanya saya sendiri sedikit kagok. Hanya satu orang dari 21 Perusuh  itu yang saya kenal secara pribadi. Yakni Mbak Dipa, si wanita Disway, yang juga sukarelawan Vaksin Nusantara dari Depok.

Tentu saya ingin tiba yang pertama di Agrinex ini. Ingin menyambut mereka.

Saya sendiri belum pernah ke lokasi itu. Saya ingin segera tahu seperti apa kebun Agrinex.

Saya pernah ke Malingping dan sekitarnya, tetapi belum pernah ke Cikeusik –sedikit lebih ke Barat dari Malingping.

Gibran, Low Tuck Kwong, Sambo, Messi, Rara, Lesti, Putin, Kebaya Merah mewarnai tahun ini. Pun para Perusuh Disway mewarnai langit Cikeusik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News