Tak Ada Tempat Aman Bagi Etnis Rohingya

Tak Ada Tempat Aman Bagi Etnis Rohingya
Pengungsi Rohingya. Foto: AFP

Penduduk Buddha di Rakhine juga ikut turun tangan membakar properti milik etnis yang tidak diakui sebagai penduduk Myanmar maupun Bangladesh tersebut.

Kantor berita Reuters melaporkan, mereka melihat api di sepanjang Sungai Naf di sisi Myanmar. ’’Apa yang kami dengar adalah kata bakar, bakar, dan bakar. Tampaknya, Myanmar ingin mengusir seluruh populasi etnis Rohingya,’’ ujar Chris Lewa dari Arakan Project.

Dia mengakui, tragedi di Rakhine kali ini lebih parah jika dibandingkan dengan konflik serupa Oktober tahun lalu. Sebab, penduduk Rakhine ikut aktif membakar desa-desa.

Salah satu etnis Rohingya yang berhasil selamat, Mohammed Rashid, mengungkapkan, dirinya lari bersama sekitar 100 orang lainnya. Pria 45 tahun itu melihat beberapa ledakan dan orang-orang dari etnisnya tewas.

Mereka sempat bersembunyi selama dua hari di hutan sebelum akhirnya berhasil menyeberang. Dia sempat ditembaki. Serpihan peluru bersarang di dekat matanya. ’’Kami mendengar rumah-rumah di desa kami sudah dibakar dan rata dengan tanah,’’ ungkap Rashid.

Kondisi yang mencekam dan pembakaran itulah yang membuat etnis Rohingya terus-menerus lari ke Bangladesh. Bahkan, mereka yang sudah diusir akan terus berusaha lagi dengan berbagai cara agar bisa sampai di Bangladesh.

Entah itu dengan melakukan perjalanan saat malam atau memilih jalur laut. Mereka nekat karena tak ada apa-apa lagi yang tersisa di Rakhine. Harta benda mereka hilang. Begitu pula kerabat-kerabat mereka.

International Organization for Migration (IOM) dan Sekjen PBB Antonio Guterres sudah meminta Bangladesh berbaik hati membuka pintu-pintu perbatasannya. Namun, negara yang termasuk paling padat di dunia itu menegaskan bahwa mereka sudah tidak sanggup menerima aliran pengungsi. (Reuters/AFP/BBC/sha/c5/any)



Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News