Tak Berani Melawan, Takut Todongan Senjata

Tak Berani Melawan, Takut Todongan Senjata
Tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam, Erwan, Asriadi dan Seivo Wewengkang saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR, Selasa (24/8). Foto : M Ramli/Jawa Pos
 

Namun, dalam perjalanan ke Batam itulah, insiden penangkapan tiga petugas DKP Kepri terjadi. Kapal patroli MPM bersenjata lengkap menghadang dan meminta tujuh nelayan Malaysia dibebaskan. Namun, karena petugas DKP menolak, terjadilah ketegangan.

"Saat itulah saya mendengar dua kali tembakan ke udara dari kapal polisi Malaysia. Karena gelap, kami langsung panik. Rasanya ingin melompat ke laut saja," ujar Erwan dengan suara bergetar saat menceritakan pengalamannya ditahan polisi Malaysia.

 

Tidak jelas benar apakah Erwan nervous karena menghadapi forum anggota Komisi I DPR atau masih menyimpan trauma. Erwan, bersama dua kawannya, Asriadi dan Seivo Grevo Wewengkang, tampak tak berdaya membendung rentetan pertanyaan dari para wakil rakyat yang penasaran terkait simpang siurnya berita tentang kasus yang kini menambah tajam konflik antardua negara itu.

 

TKP (tempat kejadian perkara) kasus yang mengakibatkan ketiga anggota DKP ditangkap dijabarkan dengan detail dalam laporan resmi pemerintah. Yakni, kapal patroli Dolphin 015 menangkap kapal nelayan Malaysia KLA JHF 6532 pada posisi 01-22-3906 lintang utara (LU) dan 104-28-8681 bujur timur (BT). Sedangkan kapal KLA JHF 8442 dihadang saat berada di posisi 01-22-2186 LU dan 104-31-3188 BT. Kapal JHF 6367 dibekuk pada posisi 01-21-0436 LU dan 104-3009437 BT. Lantas, kapal JHF 5320 berada di posisi 01-20-0187 LU dan 104-29-4183 BT ketika diringkus. Sementara itu, kapal JHF 5280 diamankan pada posisi 01-16-8937 LU dan 104-27-8178 BT.

Penangkapan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau (DKP Kepri) oleh Marine Police Malaysia (MPM) menimbulkan kontroversi. Karena

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News