Tak Biasanya, AS Bungkam

Tak Biasanya, AS Bungkam
Tak Biasanya, AS Bungkam
TUNIS - Krisis politik Tunisia tak mampu membuat Amerika Serikat (AS) bertindak. Jangankan beraksi, menyuarakan sikap saja, Washington seperti tak punya nyali. Mengapa? Jawabannya, Washington tidak mau kehilangan sekutu dekat dan kepentingan politik serta ekonomi di Semenanjung Arab. Sebab, AS mendapatkan terlalu banyak keuntungan dari kawasan itu.

"Para pejabat AS sangat berhati-hati dalam mengomentari Revolusi Melati (istilah media untuk menyebut revolusi di Tunisia). Sejauh ini Gedung Putih hanya merilis pernyataan yang berisi kecaman terhadap penggunaan senjata dan kekerasan serta memuji keberanian para pengunjuk rasa," kritik Shaun Waterman, jurnalis senior The Washington Times, Kamis lalu (20/1). Dia juga mengeluhkan Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton yang bungkam.

Selama sepekan terakhir, mulai aksi bakar diri Mohammed Bouazizi sampai hengkangnya Zine El Abidine Ben Ali dan Leila Trabelsi dari Tunisia, Obama dan Hillary sama sekali tidak buka suara. Episode demi episode revolusi itu tidak menggugah sisi kemanusiaan atau ideologi demokrasi dua tokoh penting Negeri Paman Sam itu. "Secara pribadi pun, mereka yang biasanya kritis terhadap fenomena politik dan sosial tidak berkomentar," sesal Waterman.

Reaksi pertama Washington soal kericuhan di Kota Tunis dan sekitarnya itu baru muncul Kamis waktu setempat. Departemen Luar Negeri lewat jubirnya, P.J. Crowley, merilis pernyataan tertulis lewat e-mail. "AS siap memberikan bantuan dan dukungan teknis kepada Tunisia dalam mempersiapkan pemilu yang akan datang. Kami juga akan terus memantau segala macam perkembangan yang terjadi di sana," ungkapnya dalam surat elektronik tersebut.

TUNIS - Krisis politik Tunisia tak mampu membuat Amerika Serikat (AS) bertindak. Jangankan beraksi, menyuarakan sikap saja, Washington seperti tak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News