Tak Bisa Bayar SPP, Siswi Bunuh Diri

Tak Bisa Bayar SPP, Siswi Bunuh Diri
Tak Bisa Bayar SPP, Siswi Bunuh Diri
Mendengar jeritan minta tolong, beberapa warga berdatangan. Seorang warga kemudian memotong selendang yang melilit heler korban.  “Saat diturunkan, korban sudah dalam keadana meninggal,” jelas Suyadi (35), salah seorang kerabat korban.

Saat kejadian, rumah neneknya Sulasih (70), dalam keadaan kosong. Sulasih tengah kerja sebagai buruh tani di sawah tetangga. Selama ini, korban diasuh neneknya karena ibu korban sudah meninggal dan ayahnya pergi saat korban masih berumur satu tahun.

Nenek korban Sulasih menuturkan, sebelum kejadian cucunya minta uang SPP tiga bulan sebesar Rp 210 ribu. Oleh Sulasih dijawab baru ada uang Rp 100 ribu. Kekurangannya akan diberi setelah Sulasih mendapat bayaran sebagai buruh matun (membersihkan rumput tanaman padi) di sawah milik tetangga.

“Mungkin karena stres dan tidak tega melihat neneknya banting tulang membiaya sekolah, korban nekat bunuh diri,” tambah Kasi Trantib Kecamatan Godong, Sudarji.

GROBOGAN– Sungguh Ironis. Diduga tidak bisa melunasi SPP di sekolahnya, seorang siswi di Grobogan bunuh diri. Bukti dunia pendidikan di Kabupaten

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News