Tak Efisien, Kebijakan Subsidi Diusulkan Dihapus

Tak Efisien, Kebijakan Subsidi Diusulkan Dihapus
Tak Efisien, Kebijakan Subsidi Diusulkan Dihapus
Apalagi kata Angel, penghapusan subsidi, khususnya subsidi bahan bakar fosil, sudah menjadi kesepakatan antar negara di tingkat global. Dengan bantuan analisis OECD, Angel mengatakan bahwa negara-negara global sepakat untuk mengurangi konsumsi energi mereka dan menggantinya dengan energi terbarukan. "Untuk kontribusi ekonomi global, konsumsi energi harus dikurangi. Ini untuk mendukung mengurangi target emisi gas rumah kaca sebanyak 30 persen di masing-masing negara pada tahun 2050," katanya.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo, mengatakan bahwa rekomendasi dari OECD hanya bersifat kajian dan tidak mengikat. Artinya, hasil kajian pengusulan penghapusan subsidi itu, hanya berupa masukan dan masih perlu dipelajari secara mendalam oleh pemerintah.

Meski demikian, Indonesia kata Agus, memang secara bertahap akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap subsidi. Namun pemerintah akan tetap memberikan jaminan kepada masyarakat miskin dalam bentuk selain subsidi. "Mengurangi subsidi memang secara perlahan akan dilakukan. Namun, ini masih harus terus disosialisasikan kepada masyarakat. Kita tetap akan memberikan subsidi, namun dalam bentuk yang berbeda. Karena subsidi ini harus tepat sasaran," katanya pula.

Hal senada juga disampaikan oleh Menko Perekonomian, Hatta Radjasa. Ditemui di kantornya, Hatta mengatakan bahwa pengurangan subsidi hingga target 2014 memang masuk dalam roadmap pemerintah pusat. "Tapi bukan berarti subsidi tidak ada lagi. Tapi, bagaimana subsidi yang ada bisa tersalurkan dalam bentuk yang beda dan lebih tepat sasaran. Hasil kajian OECD ini tidak mengikat kebijakan dalam negeri kita. Namun ada beberapa kajian yang memang sudah masuk dalam rencana kerja pemerintah," ucapnya.

JAKARTA - Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menilai, jika Indonesia ingin mengejar ketertinggalannya dalam bidang ekonomi dan infrastruktur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News