Tak Elok Membandingkan Anies dan Risma Soal Pengelolaan Sampah

Tak Elok Membandingkan Anies dan Risma Soal Pengelolaan Sampah
Fahira Idris. Foto: Dok. DPD RI

Sementara terkait kemungkinan TPST Bantargebang overload pada tahun 2021, sudah mulai diantisipasi dengan aksi pengurangan sampah mulai dari sumbernya. Dimulainya pembangunan intermediate treatment facility (ITF) di kawasan Sunter, Jakarta Utara yang akan selesai pada 2022 juga adalah salah satu jalan mengubah paradigma penanganan sampah.

“Jika mau fair, Gubernur yang berhasil memulai pembangunan ITF di Jakarta itu Anies Baswedan. ITF yang sedang dibangun di Sunter salah satu yang terbesar di dunia. Teknologinya juga paling mutakhir. Jadi wajar anggaran pengelolaan sampah di DKI Jakarta besar karena ada pembangunan infrastruktur ITF disitu. Kenapa hal-hal yang yang sebernarnya mudah dipahami seperti ini menjadi peluru untuk menyerang,” pungkas Fahira.

Polemik persoalan sampah bermula saat Bestari dan sejumlah anggota DPRD DKI melakukan studi banding ke Surabaya. Saat bertemu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Bestari ingin memboyong Risma untuk menyelesaikan persoalan sampah Jakarta. Bestari menyebut anggaran pengelolaan sampah Jakarta mencapai Rp 3,7 triliun yang membuat Risma kaget karena anggaran di Surabaya hanya Rp 30 miliar.

Menurut Fahira, anggaran Rp 3,7 triliun itu bukan murni untuk pengelolaan sampah Jakarta, tetapi merupakan anggaran total Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta beserta suku dinas tiap wilayah dan unit kerja perangkat daerah (UKPD) di bawah Dinas Lingkungan Hidup.(fri/jpnn)


Kritik Anggota DPRD DKI asal Partai Nasdem Bestari Barus kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan membanding-bandingkan penanganan dan anggaran pengelolaan sampah antara Provinsi Jakarta dengan Kota Surabaya dinilai tidak elok.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News