Tak Hiraukan Tekanan, PM Thailand Tolak Mundur

Tak Hiraukan Tekanan, PM Thailand Tolak Mundur
Tak Hiraukan Tekanan, PM Thailand Tolak Mundur
BANGKOK - Dua pekan pascainsiden berdarah yang dikenang sebagai Oktober Kelabu, desakan agar Perdana Menteri (PM) Thailand Somchai Wongsawat mundur makin kuat. Menyusul sentilan KSAD Jenderal Anupong Paochinda pada Kamis (16/10), ribuan warga membanjiri jalanan Kota Bangkok dan memaksa mantan hakim itu lengser kemarin (17/10).

Namun, adik ipar mantan PM Thaksin Shinawatra tersebut bersikeras bertahan. "Pemerintah tidak bisa begitu saja meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya," tegas politikus Partai Kekuatan Rakyat (PPP) itu.

Apalagi, imbuh dia, di jumpa pers di Bangkok kemarin, ada tiga agenda penting yang harus dilaksanakan. Salah satunya, menjadi tuan rumah pertemuan regional akhir tahun ini. Somchai juga menjelaskan, keputusan bertahan itu diambil demi kepentingan negara. Sebab, mundur atau tidaknya dia sebagai kepala pemerintahan akan sangat bergantung pada kepentingan nasional, bukan kepentingan satu atau dua pihak saja. Karena itu, dia mengaku kecewa dengan sindiran Anupong yang disebutnya sebagai opini pribadi.

"Sebagai PM, saya mewakili sebuah pemerintahan yang dibentuk secara demokratis. Karena itu, saya wajib mendengarkan opini dari seluruh sektor yang ada sebelum mengambil keputusan," urainya yang menanggapi komentar Anupong. Kamis (16/10) pimpinan tertinggi AD Thailand itu memang menyarankan Somchai segera mundur untuk mempertanggungjawabkan kebijakannya yang berbuah konflik.

BANGKOK - Dua pekan pascainsiden berdarah yang dikenang sebagai Oktober Kelabu, desakan agar Perdana Menteri (PM) Thailand Somchai Wongsawat mundur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News