Tak Izin Terbang, Dokter Mata yang Mencintai Dunia Aero
Minggu, 30 September 2012 – 09:17 WIB
“Namun memang ketika akan melakukan atraksi ini, tidak bilang ke keluarga. Karena memang keluarga kawatir. Namun ternyata kegemaran bapak(Norman) tak bisa dibendung lagi terhadap kecintaannya ke dunia dirgantara dan tetep terbang,” ujar Ning yang ditemui di kediaman keluarga Dr Norman.
Ning menambahkan keluarga tabah menerima kepergian Norman, karena keluarga sudah mengetahui resiko menjadi seorang pilot, termasuk istrinya. “memang tidak ada firasat apapun ketika bapak pergi, karena kami memang sudah biasa melihat bapak terbang karena itu memang kegemarannya. Bahkan bapak punya pesawat pribadi, tapi kalau yang dipakai atraksi tadi memang punya FASI,” tuturnya.
Atas kejadian tersebut ia mengaku kehilangan keluarganya yang diakuinya sangat pintar dan fleksibel tersebut.
Hal serupa pun dilontarkan Pramutady, Ketua RW di kediaman Norman. Dikatakan Pramutady, meskipun dirinya jarang berjumpa Norman karena kesibukan, ia selalu ingat akan sosok Norman yang tegas namun bersahabat.
SANGAT mencintai dunia penerbangan. Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan sosok Dr. Norman T. Lubis, Dokter Spesialis Mata yang juga
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor