Tak Mampu Beli Obat, RSUD Terpaksa Berutang ke Bank

Tak Mampu Beli Obat, RSUD Terpaksa Berutang ke Bank
Ilustrasi. Foto: dok jpnn

“Karena perusahaan obat ada yang langsung kami bayar dari uang pinjaman agar bisa kembali suplai obat yang urgent,” tuturnya.

Meski begitu, Wasisto tetap mengimbau, baik pihak pemerintah daerah maupun BPJS Kesehatan, segera melunasi tagihan.

Dia berharap janji Pemkab Tasikmalaya untuk membayar di awal 2017, bukan sekadar angin segar.

“Saya minta tolong Pemkab agar segera realisasikan. Kami terpaksa pinjam segala ke BJB meski harus bayar bunga,” tuturnya.

Lebih lanjut Wasisto mengatakan, salah satu penyebab tunggakan BPJS adalah perubahan sistem yang diberlakukan secara nasional baru-baru ini.

"Sebenarnya kami sudah meng-entry data sebelumnya dengan sistem lama, namun kenyataannya sistem baru menolak sehingga harus di entry ulang. Ini sebenarnya yang menjadi penyebab lambatnya proses klaim ke BPJS,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Tasikmalaya Dwi Desiawan tegaskan akan mencairkan tagihan yang masuk pekan depan sebesar Rp 2,5 miliar.

Hal itu dilakukan setelah pihaknya pun mengajukan percepatan proses pencairan ke BPJS Pusat.

 Kondisi RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, beberapa bulan terakhir sungguh memprihatinkan. Lantaran besarnya tunggakan BPJS dan Jamkesda,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News