Tak Pernah Marah, Guru Kesederhanaan

Tak Pernah Marah, Guru Kesederhanaan
Wakil Presiden Boediono. Foto: JPNN.com

Para pegawai Setwapres diperbolehkan memboyong keluarga inti untuk ikut dalam acara itu. Pengawasan oleh pasukan pengamanan wapres pun tidak terlalu ketat. Anak-anak para pegawai ini boleh berlarian dan menikmati alam sekitar Istana dengan leluasa.

Makanan untuk karyawan dan keluarga dari semua jajaran menjadi satu di beberapa tenda prasmanan yang disiapkan. Sebuah lapak es krim pun disiapkan untuk anak-anak pegawai. Tak ada sedikit pun perbedaan perlakuan terhadap keluarga pegawai dari golongan atas hingga terbawah.

Mata Boediono pun tampak berkaca-kaca ketika masuk dalam tenda tempat acara digelar. Bersama sang istri, Herawati Boediono ia melambaikan tangan pada seluruh karyawan sambil tersenyum.
Seperti biasa, pasangan suami istri ini selalu berpenampilan sederhana untuk acara-acara non formal.

Boediono memakai kemeja lengan pendek bermotif batik warna biru. Sementara Herawati memakai kemeja lengan panjang berwarna hijau cerah dengan rambut yang dijepit di sisi kiri dan kanan. Hanya riasan tipis yang menghiasi wajahnya.

Senyum keduanya tak lepas melihat persembahan-persembahan acara yang disiapkan para karyawan di Setwapres.
Terutama ketika ditayangkan video kegiatan Boediono dalam kesehariannya.
Di awal video itu ditulis ucapan "
'Maaf durasi video ini tidak akan cukup menggambarkan kenangan indah bersamamu'.

Setelah menyaksikan beberapa suguhan menarik di perpisahan itu, Boediono pun diminta untuk memberikan kesan dan pesannya selama bekerja bersama para pegawai Setwapres RI. Saat memulai sambutannya, Boediono sudah terlihat terharu.

Ia tak menyangka mendapat suguhan acara perpisahan yang meriah dari para pegawainya. Alhasil, Guru Besar di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta ini pun mengaku kikuk tak tahu harus berkata apa lagi untuk mengungkapkan isi hatinya.

"Hari ini saya mendapatkan sesuatu yang luar biasa, yang tidak saya sangka. Banyak sekali ungkapan yang tampaknya keluar dari hati tulus. Saya jadi kikuk, untuk menyampaikan sambutan ini karena begitu tulus apa yang anda sampaikan dan anda semua lakukan untuk saya sampai latihan-latihan," ujar Boediono tersipu.

"Terlalu indah dilupakan Terlalu sedih dikenangkan Setelah aku jauh berjalan Dan kau ku tinggalkan Betapa hatiku bersedih Mengenang kasih dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News