Tak Tahu Pulpen Laduni, Hanya Diajari Selawat Tuyul dan Fulus

Tak Tahu Pulpen Laduni, Hanya Diajari Selawat Tuyul dan Fulus
Makhdzlor (kanan), pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Warga Blok Kapling, Desa Tegalgubug, Kabupaten Cirebon, itu yakin uang yang “ditarik” Dimas Kanjeng merupakan uang asli. FOTO: ANDRI WIGUNA/RADAR CIREBON/JPNN.com

jpnn.com - CIREBON- Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap polisi setelah terlibat pembunuhan. Tapi, yang heboh tentu bukan kasus pembunuhannya.

Yang heboh dari pria asal Probolinggo, Jawa Timur, itu justru soal uang yang dimiliki Dimas Kanjeng.

Terutama uang yang dimiliki melalui cara yang tak lazim, yakni proses penggandaan dengan doa-doa tertentu.

Nah, beberapa santri atau pengikuti Dimas Kanjeng di Blok Kapling, Desa Tegalgubug, Kabupaten Cirebon, yakin uang yang ditarik sang guru itu merupakan uang asli.

Salah satunya Makhdzlor (62). Meskipun tidak melihat secara langsung proses penarikan uang gaib, namun ia meyakini bahwa proses itu benar-benar terjadi.

Dikatakan, uang yang ditarik oleh gurunya tersebut tidak bisa langsung dipakai karena harus menunggu rentang waktu tertentu yang tidak bisa dipastikan.

“Jadi uang yang ditarik itu asli, cuma masih proses, belum sempurna. Nah untuk sempurna itu butuh waktu. Jadi uangnya harus disimpan, menunggu kehendak Allah. Kalau kata Allah besok, ya besok. Tapi  kalau kata Allah 10 tahun lagi, ya 10 tahun lagi. Tinggal kita nunggunya ikhlas atau enggak, begitu saja,” jelas Makhdzlor saat diwawancara Radar Cirebon (grup JPNN), Minggu (2/10).

Makhdzlor mengaku tidak pernah membeli ataupun mengetahui barang-barang yang konon dijual oleh Dimas Kanjeng, seperti pulpen laduni.

CIREBON- Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap polisi setelah terlibat pembunuhan. Tapi, yang heboh tentu bukan kasus pembunuhannya. Yang heboh dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News