Tak Terima Hasil Pilpres Venezuela, Amerika Desak Jagoannya Diakui sebagai Pemenang
jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat mendesak Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan komunitas internasional untuk mengakui Edmundo Gonzales, calon presiden dari kubu oposisi, sebagai pemenang pemilihan presiden 28 Juli lalu.
Hal tersebut disampaikan Kepala Biro urusan Belahan Bumi Barat Departemen Luar Negeri AS Brian A. Nichols dalam rapat Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) pada Rabu (31/7).
"Maduro dan perwakilannya harus mengakui Edmundo Gonzales Urrutia sebagai pemenang pemilihan presiden. Dengan bukti-bukti yang ada pun, pemimpin dunia harus mengakui kemenangan besar Gonzales dalam pemilu," ucap Nichols.
Pemilihan presiden tersebut dimenangkan Maduro, menjabat sebagai presiden sejak 2013, yang meraih 51 persen suara. Hasil pemilu tersebut lantas memicu unjuk rasa di Ibu Kota Caracas dan kota-kota lainnya.
Kubu oposisi Venezuela juga menyatakan bahwa calon mereka, Gonzales, adalah pemenang sebenarnya dalam pilpres berdasarkan penghitungan mandiri.
Meski di tengah desakan untuk merespons hasil pilpres Venezuela yang dimenangi Maduro -- berdasarkan hasil resmi otoritas pemilu setempat -- OAS gagal mengadopsi resolusi untuk mendesak Venezuela memastikan transparansi pemilu secara menyeluruh dalam rapat Rabu tersebut.
Hanya 17 negara anggota OAS yang mendukung rancangan resolusi tersebut, selisih satu dari ambang batas 18 suara untuk pengesahannya. Walaupun tak ada negara anggota yang menolak resolusi itu, sebanyak 11 negara menyatakan abstain.
Padahal, rancangan resolusi tersebut hanya mendesak Venezuela memastikan transparansi demi menjaga kredibilitas pemilu dan tidak mencakup klausul yang menolak hasil pemilu negara itu.
Amerika Serikat mendesak Maduro dan perwakilannya agar mengakui Edmundo Gonzales Urrutia sebagai pemenang pemilihan presiden
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan