Takut Penjara Sampai Kecewa Indikasi Mafia

Takut Penjara Sampai Kecewa Indikasi Mafia
Foto; Dok.JPNN
KEDIRI - Selain risiko Persik bakal tidak mendapatkan dana lagi dari APBD di musim depan, tekad Ketua Umum Persik Samsul Ashar untuk membawa Macan Putih berlaga di ajang LPI juga dipengaruhi faktor lain. Dia khawatir jika terus memaksakan memakai uang rakyat untuk menghidupi Persik hal itu bisa menjerumuskan para pengurus ke penjara. "Kalau benar-benar sudah dilarang, mau bagaimana. Siapa yang akan berani menghadapi pemeriksaan-pemeriksaan seperti BPK atau KPK" kata Samsul. Salah-salah, jika terus akan memakai dana APBD dirinya dan pengurus atau manajemen akan terseret ke penjara.

Apalagi, dalam mengeluarkan dana dari APDB tidak semua pengeluaran bisa dikontrol dengan sempurna. Sehingga memungkinkan kebocoran-kebocoran atau salah alokasi yang bisa membahayakan. "Siapa yang mau dipenjara" sebutnya.

Tak hanya karena rawan macetnya sumber dana, keputusan wali Kota Kediri itu untuk membawa Persik ke LPI juga karena faktor kekecewaan atas adanya indikasi mafia pengaturan skor dalam pertandingan. Sudah menjadi rahasia umum, kompetisi di ajang DU rawan dengan pengaturan skor pertandingan. Pemenang pertandingan dapat dengan mudah diatur dari balik layar. Akibat kondisi tersebut, sudah tidak terhitung lagi pertandingan yang berakhir dengan kericuhan antarpemain atau pemain dengan wasit.

"Kasihan pemain-pemain dan tim yang punya potensi akhirnya kalah dengan hal-hal seperti itu," tandas wali kota yang juga seorang dokter tersebut. Lalu apakah keputusannya untuk membawa Persik ke LPI tersebut akan mendapatkan dukungan? Terutama dari Persikmania dan pengurus yang lain? "Ya, semua mendukung keputusan ini," klaim Samsul.

KEDIRI - Selain risiko Persik bakal tidak mendapatkan dana lagi dari APBD di musim depan, tekad Ketua Umum Persik Samsul Ashar untuk membawa Macan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News