Takut Pulang ke Negaranya, Warga Myanmar Minta Pemerintah Australia Memperpanjang Izin Tinggal Mereka

"Semua orang di sini takut untuk pulang saat ini. Saya sangat mengkhawatirkan para mahasiswa," ujarnya.
Mary Aung, juga seorang mahasiswa internasional, menyuarakan ketakutan mereka dalam pertemuan publik untuk mendengarkan situasi di Myanmar. Pertemuan ini diadakan oleh komite Urusan Luar Negeri, Pertahanan dan Perdagangan pada hari Selasa (13/04).
"Bahayanya sangat besar jika saya kembali ke Myanmar. Saya bisa ditangkap begitu tiba di sana," katanya.
Lebih dari 3.500 warga Myanmar merupakan pemegang visa sementara di Australia, setengahnya adalah mahasiswa.
Bulan lalu, media The Australian melaporkan bahwa pemerintah akan memperpanjang visa mereka atas pertimbangan kemanusiaan.
Menurut laporan itu, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Luar Negeri (DFAT) sedang menyusun kebijakan yang akan diumumkan "Dalam beberapa hari ke depan" - namun hingga saat ini belum dilakukan.
Data pemerintah menunjukkan bahwa pada bulan Maret, 45 warga Myanmar telah mengajukan permohonan visa perlindungan kepada pemerintah Australia. Ada 13 permohonan serupa pada bulan Februari.
Sejumlah warga Myanmar meminta pemerintah Australia untuk mengikuti langkah Bob Hawke, yang menawarkan suaka kepada mahasiswa Tiongkok di Australia setelah pembantaian Lapangan Tiananmen pada tahun 1989.
Mahasiswi asal Myanmar ini selalu gemetar saat berbicara tentang apa yang terjadi di tanah airnya
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka