Tampilkan Peter Si Hitam, Perayaan Hari Sinterklas di Canberra Tuai Kecaman

"Jika seseorang memiliki keluhan tentang hal ini, kami berhati-hati mendengarkan mereka dan berharap bahwa mereka bergabung dalam debat publik untuk membuat pendapat mereka didengar," jelasnya.
Sejumlah pihak tak sepakat
Meski demikian, direktur kelompok anti-rasisme ‘All Together Now’, Priscilla Brice, mengatakan, ia kecewa mendengar tradisi Black Peter tradisi dirayakan di Canberra.
"Saya cukup terkejut bahwa itu terjadi di sini di Australia dan bahwa orang-orang membawa isu-isu tersebut ke Australia," utaranya.
Ia mengungkapkan, "Siapa saja yang menghitamkan wajah, mereka tak sadar sejarah [perbudakan dan rasisme terhadap orang kulit hitam], mereka tak menghormati orang-orang yang pernah menjadi budak."
Priscilla mengatakan, sementara Peter si Hitam adalah tradisi Belanda, hal itu masih dinilai sebagai bentuk rasisme yang bisa memiliki implikasi luas.
"Kami tahu bahwa orang yang sering menjadi sasaran rasisme mengalami kecemasan dan depresi, dan beberapa juga mengalami masalah fisik seperti diabetes dan tekanan darah tinggi," utaranya.
Ia lantas menambahkan, "Itu juga berlaku bagi orang yang mengalami rasisme interpersonal dan rasisme terlembaga. Jadi hal itu tak hanya mempengaruhi individu, tetapi juga mempengaruhi masyarakat."
Kedutaan Besar Belanda menjadi tuan rumah perayaan Hari Saint Nicholas tradisional di Canberra, turut memeriahkan acara ini adalah tiga pria kulit
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina