Tanaman Hias Indonesia Berpeluang Merebut Pasar Dunia  

Tanaman Hias Indonesia Berpeluang Merebut Pasar Dunia  
Seorang tur guide sedang menerangkan salah satu jenis tanaman hias di Grace Rose Farm atau Kampung Mawar Resto, Jalan Kolonel Mastruri No 305, Kertawangi, Kabupaten Bandung Barat. Foto Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekspor tanaman hias (florikultura) Indonesia ke berbagai negara meningkat signifikan sejak pandemi Covid-19.

Peluang ekspor kian terbuka saat situasi krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina yang menekan pebisnis florikultura di Eropa.

Menurut data Badan Pusat Stastistik (BPS), ekspor tanaman hias Indonesia pada  2021 mencapai 20.300 ton.

Volume ekspor meningkat 11,5% atau 2.100 ton dibandingkan ekspor tahun 2020. Peningkatan juga terjadi pada nilai ekspor, dari US$ 19,9 juta pada 2020 menjadi US$21,9 juta pada 2021 alias meningkat 10 persen.

Menurut Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, peningkatan ekspor berlanjut tahun ini.

Hal itu terlihat dari tingginya jumlah Surat Izin Pengeluaran (SIP) yang diajukan kepada Kementerian Pertanian.

Pada 26 Oktober 2022 saja, kata dia, pihaknya menandatangi permintaan ekspor dari 37 perusahaan.

Ekspor oleh 37 perusahaan itu mencapai Rp17 miliar. "Tujuan ekspor beragam. Ada Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Polandia, Belanda, China, Arab Saudi, hingga Irak," kata Prihasto belum lama ini.

Saat ini momentum bagi pelaku usaha tanaman hias Indonesia untuk merebut pasar global.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News