Tanaman Hias Indonesia Berpeluang Merebut Pasar Dunia  

Tanaman Hias Indonesia Berpeluang Merebut Pasar Dunia  
Seorang tur guide sedang menerangkan salah satu jenis tanaman hias di Grace Rose Farm atau Kampung Mawar Resto, Jalan Kolonel Mastruri No 305, Kertawangi, Kabupaten Bandung Barat. Foto Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

Prihasto meminta pelaku usaha tanaman hias menggenjot ekspor, terutama di tengah krisis akibat perang Rusia-Ukraina.

Menurut dia, saat ini momentum bagi pelaku usaha tanaman hias untuk merebut pasar global.

Alasannya, pasokan tanaman hias berkurang karena banyak pebisnis di Eropa memangkas produksi dan bahkan gulung tikar.

Sejauh ini, pasar tanaman hias global dikuasai oleh negara-negara Eropa. Belanda menduduki peringkat nomor satu eksportir tanaman hias pada 2019 dengan penguasaan pasar mencapai 47 persen.

Indonesia, kata Prihasto, hanya berada di peringkat 47, kalah dari Malaysia yang menduduki urutan ke-17 dan Thailand di peringkat 19.

"Pelaku usaha di Eropa memerlukan gas dari Ukraina atau Rusia untuk operasional greenhouse. Sementara harga gas naik berkali-kali lipat. Situasi ini harus kita lihat sebagai peluang," kata Prihasto.

Soal regulasi ekspor, Prihasto meminta para pelaku bisnis tidak usah khawatir. Dia memastikan akan memudahkan para pelaku bisnis. Selama bukan tanaman yang dilindungi, pengajuan ekspor akan diproses cepat. (flo/jpnn)

Saat ini momentum bagi pelaku usaha tanaman hias Indonesia untuk merebut pasar global.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News