Tanaman Hias Indonesia Berpeluang Merebut Pasar Dunia
Prihasto meminta pelaku usaha tanaman hias menggenjot ekspor, terutama di tengah krisis akibat perang Rusia-Ukraina.
Menurut dia, saat ini momentum bagi pelaku usaha tanaman hias untuk merebut pasar global.
Alasannya, pasokan tanaman hias berkurang karena banyak pebisnis di Eropa memangkas produksi dan bahkan gulung tikar.
Sejauh ini, pasar tanaman hias global dikuasai oleh negara-negara Eropa. Belanda menduduki peringkat nomor satu eksportir tanaman hias pada 2019 dengan penguasaan pasar mencapai 47 persen.
Indonesia, kata Prihasto, hanya berada di peringkat 47, kalah dari Malaysia yang menduduki urutan ke-17 dan Thailand di peringkat 19.
"Pelaku usaha di Eropa memerlukan gas dari Ukraina atau Rusia untuk operasional greenhouse. Sementara harga gas naik berkali-kali lipat. Situasi ini harus kita lihat sebagai peluang," kata Prihasto.
Soal regulasi ekspor, Prihasto meminta para pelaku bisnis tidak usah khawatir. Dia memastikan akan memudahkan para pelaku bisnis. Selama bukan tanaman yang dilindungi, pengajuan ekspor akan diproses cepat. (flo/jpnn)
Saat ini momentum bagi pelaku usaha tanaman hias Indonesia untuk merebut pasar global.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Saat Stafsus SYL dari NasDem Minta Dana Sembako ke Kementan
- Kementan Sampai Gelembungkan Anggaran Ongkosi SYL ke Luar Negeri
- Perbanyak Petani Milenial, Kementan Ingin Genjot Produksi Pangan
- Kementan Komitmen Suskseskan UPPO-Biogas, Konservasi Air, hingga Modernisasi Pertanian
- Sumedang jadi Percontohan Pengembangan Program HDDAP, Siapkan Kembangkan Cabai
- Endus Temuan Food Estate, Auditor BPK Minta Rp12 Miliar dari Kementan agar Tutup Mata