Tanggapan Muslim di Australia Soal Radikalisasi

Tanggapan Muslim di Australia Soal Radikalisasi
Ilustrasi: Australia Plus

 

"Kita akan temukan anak-anak muda di internet, menanyakan soal agama mereka, bahkan menanyakan keadaan politik di Timur Tengah, menanyakan kondisi perang yang dilakukan kelompok yang menamakan dirinya sebagai Negara Islam (Islamic State)," jelasnya.

"Tapi jawaban yang ditemukan bukanlah jawaban yang sesuai dengan pemikiran mereka. Sebaliknya, akan ada juga jawaban-jawaban ekstrim yang kemudian mengantarkan mereka pada kekerasan," tambah Dr Aly.

Tetapi Dr Aly mengatakan dengan menyalahkan informasi soal radikalisasi yang tersedia online juga terlalu menyederhanakan masalah.

Pebisnis Veysel Gencoglu setuju dengan pendapat ini. Menurutnya, pendidikan soal agama sangat dibutuhkan.

"Kita membutuhkan edukasi yang tepat bagi anak-anak muda, bagi mereka yang ingin mempelajari agamanya, daripada malah mencari jawaban kepada orang yang malah tidak bisa menjelaskannya, bisa-bisa menjerumuskan," ujarnya.

Cemil Yildiz, pemuda Muslim berusia 23 tahun mengaku kalau letak masalahnya terletak pada kepemimpinan.

"Kita membutuhkan suara-suara pemuda soal ini, karena apa yang ditemukan di masjid-masjid adalah ceramah dari orang tua, sehingga pemuda tidak memiliki suara. Akhirnya mereka hanya mengatakan, "oh ya, ini yang mereka katakan dan suruh."

Bagaimana komunitas Islam di Australia menanggapi soal radikalisasi? Program #TalkAboutIt di Australia Plus TV membahasnya bersama sejumlah warga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News