Tangis Mama

Oleh: Dahlan Iskan

Tangis Mama
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di bidang kedokteran ia menyukai bidang klinis sekaligus riset. Banyak dokter yang hanya fokus di klinis. Sedikit dokter yang menekuni riset. Bambang suka dua-duanya, bahkan tiga.

Dia tidak hanya ingin jadi dokter. Dia juga ingin jadi penyanyi. Beneran. Profesional.

"Kalau saya diundang nyanyi untuk semisal konser atau bikin album, mungkin saya akan setuju," katanya. "Sepanjang tidak mengganggu keselamatan pasien," tambahnya.

Tidak maukah 100 persen pindah profesi jadi penyanyi? Berhenti jadi dokter?.

"Saya khawatir pasien saya pada kangen," jawabnya diplomatis.

Sambil terus menyanyikan pasiennya di bangsal-bangsal kanker, Bambang kini menunggu kapan masuk semifinal. Itu tidak mudah. Masih harus beberapa kali tampil. Juga harus menjalani wawancara dengan tema di balik layar.

Dari 35 yang sudah lolos tahap sekarang ini hanya akan dipilih 10 saja. Itulah finalnya. Bambang luar biasa. Doa kita.

"Di Inggris Anda juga dipanggil Bambang?" tanya saya.

Melihat ekspresi gembira papa-mamanya itu justru Bambang yang menangis. "Mungkin Mama dan Papa menangisnya setelah selesai telepon," ujar Bambang sambil, hehe..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News