Tanpa Jumbo

Oleh: Dahlan Iskan

Tanpa Jumbo
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tiada hari tanpa demo. Selama hampir dua tahun. Kian besar. Kian brutal. Tiongkok risau.

Maka lahirlah RUU Keamanan Nasional Hong Kong. Agar polisi bisa menindak para demonstran –yang menurut sistem lama tidak boleh ditindak.

Dengan UU itu, tokoh-tokoh pro-demokrasi ditangkap. Banyak di antara mereka mahasiswa. Ada juga pemilik media: Jimmy Lai. Ia bos Apple Daily yang pro-demokrasi. Koran itu sampai tutup.

Kemarin-kemarin soal keresahan masa depan Hong Kong ini belum banyak dibicarakan. Semua masih sibuk dengan Covid-19.

Pemberangusan gerakan pro-demokrasi masih bisa diselubungi oleh alasan 'demi mengatasi pandemi'.

Tahun ini, setelah pandemi mulai bisa diatasi, pembicaraan masa depan Hong Kong akan kembali ramai. Faktornya tidak hanya perubahan di sistem keamanan.

Secara eksternal zaman juga sudah berubah. Ada faktor Korea dan Singapura. Yang dulu bukan siapa-siapa.

Yang lebih nyata justru faktor Tiongkok sendiri. Yang kini jauh lebih kaya dari Hong Kong. Soal keunggulan bursa saham Hong Kong misalnya, sudah menurun.

Mungkin Anda punya teori sendiri. Apalagi Anda sudah tahu: Tiongkok itu miskin sekali. Setidaknya sebelum tahun 2000. Selama 80 tahun sebelum itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News