Tanpa Nyekar dan Silaturahmi, Baju Baru Tak Mampu Ubah Wajah Lesu

Tanpa Nyekar dan Silaturahmi, Baju Baru Tak Mampu Ubah Wajah Lesu
Penganut Syiah di Flat Puspa Agro, Taman, Sidoarjo, Sabtu pagi (10/8). Foto: Jawa Pos/JPNN

Tidak berlebihan keyakinan Romli tersebut. Sesaat setelah pria yang sehari-hari menjadi peternak itu datang, beberapa penganut Syiah lain ikut nimbrung. Mereka berbagi kata dan cerita. Tawa pun sempat meledak dua kali, meski tak terlalu keras. ”Kunjungan ini memang sangat berarti buat kami untuk menjaga hati dari kebosanan terus berada di sini,” tutur Iklil.

Tak berselang lama dari kunjungan Romli serta beberapa orang dari Bandung dan Pamekasan, warga Syiah juga menerima bungkusan yang dikirim seorang dari Mojokerto. Setelah dibuka, ternyata isinya beragam jenis mainan. Tak urung, sejurus kemudian anak-anak menghambur ke dua kardus tersebut.

Mereka berusaha mendapatkan bagian mainan. Sayang, keceriaan itu tak berlangsung lama. Setelah memperoleh mainan, mereka seperti tak lagi bergairah memainkannya. Memang ada satu dua yang memainkannya, tapi selebihnya memilih kembali ke kamar masing-masing. ”Kami harus kembali ke kampung halaman. Pemerintah harus mewujudkan keinginan kami ini. Sebagai warga negara, kami berhak mendapatkan jaminan kehidupan yang layak. Berhak mendapatkan perlindungan dan menjalankan keyakinan kami,” tegas Iklil.

Menanggapi keinginan pengungsi Sampang itu, Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan akan mengupayakan proses rekonsiliasi dulu. ”Ini sedang dirumuskan bersama,” ujar Suryadharma di Jakarta kemarin.

Menteri yang akrab disapa SDA itu melanjutkan, upaya rekonsiliasi tersebut didukung banyak pihak, khususnya yang dekat dengan pihak Syiah dan Sunni Sampang. Hal tersebut didasari adanya ikatan darah serta kedekatan relasi dari tiap-tiap pihak. ”Jadi, ada semangat rekonsiliasi yang luar biasa. Semangat itu didasari adanya ikatan darah. Ada pakde, paklik, ada keponakan, ada juga hubungan guru sama murid, kiai dengan santri. Sekurang-kurangnya mereka adalah tetangga. Dengan demikian, semangat rekonsiliasi sangat tinggi,” paparnya.

Saat ini, lanjut SDA, rumusan rekonsiliasi dibikin di bawah pimpinan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Profesor Abdul A’la. Pertemuan untuk rekonsiliasi direncanakan diadakan di Puspa Agro Sidoarjo, namun bisa berubah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Soal target, dia enggan memberikan kepastian. ”Secepatnya dan itu kita serahkan pada Rektor IAIN Prof Abdul A’la,” katanya berkali-kali.

Politikus PPP itu menekankan, pemerintah dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah menjanjikan untuk segera memulangkan warga Syiah tersebut ke Sampang supaya bisa berlebaran di kampung halaman. Meski begitu, SDA menyatakan bahwa SBY menaruh perhatian lebih terhadap kasus warga Syiah Sampang itu. Sebagai bukti, dalam safari Ramadan ke Jawa Timur beberapa waktu lalu SBY menyempatkan  diri untuk bertemu dengan sejumlah ulama Madura, menyampaikan rencana rekonsiliasi.

”Bapak presiden tidak menyebutkan soal waktu. Bapak presiden meminta supaya ada rekonsiliasi dan para pengungsi bisa kembali ke kampung halaman masing-masing,” ungkapnya. (ken/c11/kim)


LEBARAN adalah momentum sanak saudara bisa berkumpul dan bercengkerama di kampung halaman. Tapi, itu semua tak lagi bisa dirasakan warga Sampang,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News