Tanpa Sakit

Oleh: Dahlan Iskan

Tanpa Sakit
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Jadilah korban kecelakaan di seluruh kawasan Sidoarjo, Krian, Mojokerto diforensik di Anwar Medika.

Kelebihannya: hasil forensik di situ bisa keluar dalam 1 atau 2 jam. Tidak lagi 24 jam seperti ketika terpusat di Surabaya.

Musim semi dan musim panas sudah lewat. Masuklah musim gugur. Rumah-rumah sakit hasil kerja sama para dokter berguguran. Orang seperti dr Agus tinggal menadahi guguran-guguran itu. Demikian juga konglomerat seperti grup Mayapada.

Dokter Agus memang mengajak 4 dokter lain menjadi pemegang saham di Anwar Medika. Tapi 4 orang itu kakak-adiknya sendiri. Dan lagi saham di situ tidak dibagi rata.

Dokter Agus memegang 52 persen. Dengan demikian tidak akan ruwet. Ada pemegang veto di rumah sakit itu: dr Agus sendiri.

Setelah membeli 3 rumah sakit dr Agus mendirikan universitas. Di tanah sawah lima hektare itu: Universitas Anwar Medika. Ia merintisnya sejak beberapa tahun lalu.

Wujud awalnya sekolah tinggi. Semua jurusannya di bidang kesehatan: keperawatan, farmasi, laboratorium, dan kebidanan.

Dengan menjadi universitas ia menambahkan jurusan bisnis, informatika, manajemen dan segera membuka fakultas kedokteran. "Izinnya lagi diurus," katanya.

Saya mengikuti pembicaraan mereka ketika itu. Yakni pembicaraan kegelisahan: mengapa dokter selalu hanya diperalat oleh pemodal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News