Tanpa Satelit Palapa, Indonesia tak Akan Punya Penyiaran Jangkauannya Nasional

Tanpa Satelit Palapa, Indonesia tak Akan Punya Penyiaran Jangkauannya Nasional
Aktivis Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran (KNRP) Muhammad Heychael. Foto: istimewa for JPNN.com

Bagi Presiden RI ke-2 HM Soeharto, peluncuran Satelit Palapa juga menjadi tonggak penting di era pembangunan nasional yang dia gerakkan. Ini menunjukkan keberhasilan perekonomian Indonesia kala itu.

"Dengan satelit, apa yang terjadi di wilayah Papua, saat itu pula bisa diakses oleh mereka yang tinggal di Jakarta dan kota-kota lainnya," tambahnya.

Dengan dekatnya “jarak” tersebut, maka setiap ada persoalan, akan bisa secepatnya bisa diambil langkah-langkah penyelesaiannya, tidak perlu menunggu berjam-jam, berhari-hari untuk mendapatkan informasinya yang valid.

Bahkan, kata Heychael, rencana dan target jangka panjang Pak Harto saat itu sangat jelas dan terukur. Yaitu membangun platform yang bisa menyampaikan pesan pembangunan secara nasional.

“Kalau kita mengacu pada Philip Kitley dalam bukunya ‘Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca, itulah peran TVRI. Ia bertugas mengalih formatkanpendidikan moral pancasila Orde Baru ke dalam bentuk penyiaran,” katanya.

Kehadiran satelit Palapa telah membantu TVRI bisa mengudara dan menjangkau pemirsanya dari Sabang sampai Merauke. Bukan hanya TVRI yang diuntungkan, pascadiluncurkannya satelit Palapa, televisi-televisi swasta pun bermunculan.

BACA JUGA: 6 Poin Surat Amien Rais, Masih Sangat Keras

Dimotori oleh RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, dan televisi-televisi swasta lainnya. Bagi rakyat Indonesia, hadirya televisi-televisi swasta memberikan banyak pilihan dan alternatif.

Kehadiran satelit Palapa telah membantu TVRI bisa mengudara dan menjangkau pemirsanya dari Sabang sampai Merauke.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News