Tantangan dan Harapan Program Makan Gratis Bergizi
Oleh: Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Kandidat Doktor Filsafat STF Driyarkara
jpnn.com - Dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk yang masih menghantui banyak wilayah di Indonesia, pemerintah telah merancang sebuah program unggulan: makan bergizi gratis.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (dalam Kompas.com 24/06/2024), mengumumkan bahwa program ini akan dimulai secara bertahap dengan alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun di tahun 2025.
Sebuah langkah yang patut diapresiasi, namun tidak luput dari tantangan besar yang akan menanti.
Sri Mulyani menjelaskan, "Program makan bergizi gratis akan dilaksanakan secara bertahap, untuk tahun pertama pemerintahan beliau (Prabowo-Gibrab) di tahun 2025 telah disepakati alokasi sekitar Rp 71 triliun di dalam RAPBN 2025."
Penjelasan tersebut menandakan sebuah komitmen kuat dari pemerintah guna memperbaiki kondisi gizi masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan kelompok rentan.
Dalam melaksanakan program makan gratis bertahap, perlu antisipasi terukur sehingga dapat menghasilkan target yang diharapkan.
Program ini tentu memiliki tujuan mulia, namun beberapa aspek perlu dikritisi dan diperhatikan lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan tingkat keberhasilan yang dicapai.
Pertama, efektivitas dan pengawasan perlu dilakukan pada saat program dijalankan.
Program makan bergizi gratis akan dilaksanakan secara bertahap, untuk tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibrab di tahun 2025.
- Tinjau Makan Bergizi Gratis, Pj Gubernur Kaltim Siap Sukseskan Program Pemerintah
- Hai Pak Prabowo, Sori Ini Kritik dari Bu Mega soal Dana Cekak Program Makan Gratis
- ARPG NTB Gelar Silaturahmi dan Konsolidasi untuk Sukseskan Program Prabowo-Gibran
- Sultan Dorong Pemerintah RI Proaktif Ambil Bagian Dalam Konferensi Internasional Pembentukan Negara Palestina
- Bank Mandiri Dukung Makan Bergizi Gratis untuk Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan
- Menteri Karding Sebut Pemerintah Desa Berperan Kunci Terkait Pelindungan Pekerja Migran