Tari Kontemporer Dhea Fandari Menyihir Netizen Wonderful Noon

Tarian kontemporer yang out of the box tadi pun dikomentari Menpar Arief Yahya. "Kalau soal cultural value, saya percaya anak-anak Jogja itu jagoannya, gudang seniman, lautan kreatif di sana. Tinggal financial value-nya yang harus dipoles habis, maka Joglosemar akan lebih cepat berlari, karena modal creative value nya sudah di tangan," kata Arief Yahya.
Sajian motif Nusantara yang diperlihatkan Dhea Fandari, juga bisa dieksplorasi lebih dalam lagi. Ini akan berdampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan. “Budaya jadi salah satu alasan wisatawan mau liburan ke suatu daerah. Harus dilestarikan karena budaya-budaya ini memiliki nilai ekonomis. Laku dijual untuk turis mancanegara,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Arief juga mendorong agar para penggiat kebudayaan mampu menghasilkan daya kreasi yang bernilai komersil tinggi. Karena menurut pemikiran Arief, semakin budaya dilestarikan, maka budaya akan makin mensejahterakan.
“Saya sudah bisa membayangkan, ini keren sekali. Masyarakat biar mendapatkan suguhan gerak tari yang berkualitas. Yang terpenting, budaya harus terus dilestarikan. Semakin dilestarikan, akan makin mensejahterakan,” tutur Arief. (adv/jpnn)
Bila Anda pengagum Mystique, mutan berwarna biru yang tampil di film Box Office X-Men Apocalypse, sebaiknya Anda ke Abhayagiri Sumberwatu Heritage
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemenpar Kerja Sama dengan Diageo Indonesia Kembangkan SDM Pariwisata
- IGMJ 2025, Event Musik yang Menyatukan Budaya, Alam, dan Seni dalam Satu Panggung
- Menpar Widiyanti Sebut Peringatan Nuzulul Qur'an Momen Memperkuat Nilai-nilai Kebajikan
- Wamenpar Ni Luh Puspa Petakan Potensi Wisata di Bali Timur, Ini Tujuannya
- Backstagers Indonesia Serahkan Manifesto Peta Jalan Industri Event ke Kemenpar
- Menpar Widiyanti Sampaikan 3 Poin Utama yang Perlu Diperbaiki di RUU Kepariwisataan