Tari Kontemporer Dhea Fandari Menyihir Netizen Wonderful Noon

Tari Kontemporer Dhea Fandari Menyihir Netizen Wonderful Noon
Tari kontemporer Dhea Fandari menyihir netizen Wonderful Noon Kemenpar. Foto: source for JPNN.com

Lantas mengapa harus motif Nusantara? Bukankah kontemporer itu tanpa batas? Boleh menabrak pakem yang ada? Konteksnya pun out of the box?

Soal ini, anak ketiga dari tiga bersaudara itu punya jawabannya. Saat tampil, dia ingin memberikan pesan bahwa budaya Nusantara itu indah. Penuh kesejukan. Dan penuh kedamaian. “Di Chengdu Tiongkok, Singapura, dan Makau saya selalu begitu. Meski dengan tim, tak sendirian, saya selalu mengedepankan unsur budaya Nusantara,” ungkapnya.

Audience yang terdiri dari unsur pemerintah, kalangan bisnis, komunitas dan media yang menyaksikan ikut tersenyum. Semuanya kompak memaksakan diri berlama-lama menonton dan mengabadikan pertunjukan dengan kamera ponsel. Seluruh instagramer, blogger, vlogger dan selegram yang memiliki ratusan ribu follower langsung action memposting live agenda budaya yang tergolong unik itu.

Semua tanpa diminta, tanpa direka-reka, kompak mensharing suguhan tari kontemporer yang gemulai dan dinamis, yang keluar dari beat tradisionalnya. "Durasi tarian ini sebenarnya sembilan sampai sepuluh menit. Tapi karena hujan, dipersingkat menjadi dua setengah menit," katanya.

Meski singkat, Jogjakarta dengan segudang inspirasinya membuat seluruh peserta Wonderful Noon jatuh cinta. Tak terkecuali, Dhea Fandari. “Saya akan buat semua orang jatuh cinta pada Indonesia lewat budaya. Mimpi saya adalah membawa nama Indonesia berkibar ke level dunia lewat seni dan budaya,” pungkasnya.

Iyung Masrurah, Plh Komblik Kemenpar memang mendesain aktivitas offline dengan para bloggers, vloggers, youtubers, selebgrams, dan warga netizen yang superaktif mengangkat pariwisata itu dengan penuh sensasi. Dari tempat, di Abhayagiri, kuliner yang serba khas, dekorasi yang berkebudayaan Jawa, di bawah pendopo ukir tumpangsari saf 5, sokoguru 30 centimeter yang anggun, ribuan spot foto selfie, belajar tarian Jawa yang lembut, sampai show.

Abhayagiri sendiri berada di ketinggian bukit yang bisa menatap Candi Roro Jonggrang Prambanan yang benjulang di tengah hijau pepohonan. Sejuk di mata, sejuk di hati. "Kami pikirkan serius, kreatif event dengan para pegiat medsos itu," kata Iyung dengan mimik serius.

Seni pertunjungan pertama sudah membuat para netizen itu harus menukar power bank-nya. Tarian api yang akrobatik. Sendra tari legenda Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso dan Raksasa Ratu Boko. Dan, tarian kontemporer Dhea itu.

Bila Anda pengagum Mystique, mutan berwarna biru yang tampil di film Box Office X-Men Apocalypse, sebaiknya Anda ke Abhayagiri Sumberwatu Heritage

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News